Dalam lapisan terdepan kaum muda
menjadi agen untuk melakukan perubahan yang memiliki tanggung jawab sosial yang
khas, sebab keadaan Indonesia hari ini tak kunjung membaik karena tidak
didorong peran kaum muda masa kini. Fungsi kaum muda masa kini yakni mencipta
dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan bagan-bagan nasional antar bangsa,
membina keberdayaan secara bersama-sama, mempengaruhi perubahan sosial dan
memainkan peran politik. Tantangan kaum muda seolah-olah tak pernah berhenti,
demi kemajuan yang diharapkan akan segera tercipta setelah rezim suharto
tumbang ternyata juga tidak tercapai. Bahkan reformasi sudah dibuka lebar agar
mengalir pendapat satu sama lain, akan tetapi reformasi hanyalah sebuah nama keadaan yang terus melanda krisis di segala
aspek dan korupsi terus merajalela. Isu yang sempat berhembus kencang adalah
adanya krisis kepemimpinan, bahkan pemilu dari tahun-tahun sebelumnya para
calon presiden dan wakil presiden Indonesia merupakan orang-orang yang tunduk pada
agama, ras, golongan, keluarga, bahkan partai politik.. Jancukkk... Hahaha...
Deskripsi di atas menunjukkan
bahwa Indonesia memang mengalami krisis kepemimpinan. Sebanarnya sebagai negara
demokrasi hal ini tidak perlu terjadi, karena dalam negara demokrasi pemimpin
itu bukan ditunjuk tapi diciptakan melalui regenerasi lewat peran kaum muda.
Tetapi di Indonesia ini tidak terjadi dengan baik tentang terciptanya pemimpin
kaum muda, karena kaum tua senang mendominasi kekuasaan dengan gaya main kuasa,
merasa paling benar sendiri dan kongkalikong. Namun, satu dari sekian banyak
faktor pemicu krisis kepemimpinan ini disebabkn oleh kacaunya sistem pendidikan
Indonesia. Siapa yang memimpin disitulah ganti menteri, ganti buku, ganti
program kurikulum pula. Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini berorientasi
pasar, sehingga hanya menciptakan budak-budak baru di dalam era globalisasi.
Presiden sukarno mengatakan jangan sampai rakyat Indonesia di tengah-tengah finanz kapital hanya menjadi budak di
antara bangsa-bangsa. Terlebih lagi di era modern sekarang ini dimana manusia
hanya dijadikan alat penghasil keuntungan, yang harganya tak lebih tinggi dari
pada mesin atau bahkan dihargai lebih rendah. Belum lagi korupsi yang
menggerogoti birokrasi pemerintahan, yang juga mampu menyebabkan kesejahteraan
rakyat terampas oleh tindakan para birokrat, yang tidak bermoral dan tidak
berprikemanusiaan dan hanya mengedepankan kepentingan kelompok dan golongannya
sendiri.
Oke.... kita pada tatanan
Internasional, dampak globalisasi modern sudah tampak di Indonesia walaupun
tidak selalu membawa dampak negatif, tetapi ada juga positifnya. Tetapi
globalisasi modern di Indonesia secara umum lebih banyak dampak negatifnya,
seperti pola hidup masyarakat yang menjadi konsumtif, hedonis, dan materialistik.
Terlebih lagi sumber daya alam Indonesia yang melimpah ruah menjadi terbuka
bagi negara-negara kaya, misalnya amerika serikat, jepang dan sekutunya, yang
cenderung mengutamakan kepentingan ekonomi negaranya dan menghalalkan segala
macam cara dalam menjadi kepentingan industrinya, dengan kekuatan militer dan
mengatasnamakan menjaga perdamaian dunia. Dampak dari globalisasi modern dan
kapitalisme global telah menjadikan Indonesia semacam “KUE” yang siap
dibagi-bagi untuk dimakan dan dikuasai. Kemudian penciptaan industri di
negara-negara kaya tidak terbatas, sedangkan negara-negara berkembang harus
dibatasi dengan alasan pemanasan global. Padahal negara-negara Industri seperti
amerika serikat dan sekutunya, yang menjadi pemasok gas terbesar dalam
pemanasan global tidak kebakaran jenggot seperti Indonesia. Akibatnya
negara-negara berkembang yang hendak berkembang industrinya, menjadi terhambat
dari negara kaya yang mulai berkembang pesat Industrinya. Dengan kata lain negara-negara industri besar
takut tersaingi dan mereka akan kehilangan monopoli industrinya, inilah tugas
kaum muda yang harus kritis dalam menyikapi problem seperti ini.
Dahulu di zaman kolonial belanda
dan kapitalisme, melalui peran pemuda Indonesia mengambil peran aktif, maka
pada saat sekarang ini keadaan Indondeia yang mengalami krisis multidimensional
pemuda sudah saatnya turun tangan melakukan aksi muali dari lokal, regional,
nasional dan internasional. Bukan hanya menonton saja, kamu muda yang tinggal
diam melihat rakyat sengsara telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Pada
waktu serikat islam dibatasi gerakannya, Partai Komunis Indonesia dilarang oleh
pemerintah kolonial belanda, pergerakan rakyat Indonesia seolah mati. Tetapi
tidak, maka muncul pemuda sukarno dan kawan-kawannya dengan gaya kepemimpian
alternatif, walaupun akhirnya ia dipenjara. Sekarang kaum muda harus tampil
kedepan dalam mengisi ruang kosong kemerdekaan, lagi dan lagi kaum muda perlu
menengok kebelakang alias belajar dari sejarah. Artinya kita harus segara
mengakui mengakui bahwa dibelakang ada kesalahan yang harus dijadikan sebagai
cermin untuk menentukan langkah bagi
masa depan, akan tetapi jangan lupa kita hidup hari ini, agar kesalahan seperti
pembunuhan massal 1965, DOM di Aceh, pelanggaran HAM dalam penembakan semanggi,
pelanggaran HAM di Timor-Timur harus diselesaikan. Tujuannya supaya tidak
menjadi beban sejarah yang dapat mengahambat kemajuan bagi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar