Rabu, 17 Juni 2020

Tantangan Kaum Muda

Dalam lapisan terdepan kaum muda menjadi agen untuk melakukan perubahan yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas, sebab keadaan Indonesia hari ini tak kunjung membaik karena tidak didorong peran kaum muda masa kini. Fungsi kaum muda masa kini yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan bagan-bagan nasional antar bangsa, membina keberdayaan secara bersama-sama, mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik. Tantangan kaum muda seolah-olah tak pernah berhenti, demi kemajuan yang diharapkan akan segera tercipta setelah rezim suharto tumbang ternyata juga tidak tercapai. Bahkan reformasi sudah dibuka lebar agar mengalir pendapat satu sama lain, akan tetapi reformasi hanyalah sebuah nama  keadaan yang terus melanda krisis di segala aspek dan korupsi terus merajalela. Isu yang sempat berhembus kencang adalah adanya krisis kepemimpinan, bahkan pemilu dari tahun-tahun sebelumnya para calon presiden dan wakil presiden Indonesia merupakan orang-orang yang tunduk pada agama, ras, golongan, keluarga, bahkan partai politik.. Jancukkk... Hahaha...

Deskripsi di atas menunjukkan bahwa Indonesia memang mengalami krisis kepemimpinan. Sebanarnya sebagai negara demokrasi hal ini tidak perlu terjadi, karena dalam negara demokrasi pemimpin itu bukan ditunjuk tapi diciptakan melalui regenerasi lewat peran kaum muda. Tetapi di Indonesia ini tidak terjadi dengan baik tentang terciptanya pemimpin kaum muda, karena kaum tua senang mendominasi kekuasaan dengan gaya main kuasa, merasa paling benar sendiri dan kongkalikong. Namun, satu dari sekian banyak faktor pemicu krisis kepemimpinan ini disebabkn oleh kacaunya sistem pendidikan Indonesia. Siapa yang memimpin disitulah ganti menteri, ganti buku, ganti program kurikulum pula. Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini berorientasi pasar, sehingga hanya menciptakan budak-budak baru di dalam era globalisasi. Presiden sukarno mengatakan jangan sampai rakyat Indonesia di tengah-tengah finanz kapital hanya menjadi budak di antara bangsa-bangsa. Terlebih lagi di era modern sekarang ini dimana manusia hanya dijadikan alat penghasil keuntungan, yang harganya tak lebih tinggi dari pada mesin atau bahkan dihargai lebih rendah. Belum lagi korupsi yang menggerogoti birokrasi pemerintahan, yang juga mampu menyebabkan kesejahteraan rakyat terampas oleh tindakan para birokrat, yang tidak bermoral dan tidak berprikemanusiaan dan hanya mengedepankan kepentingan kelompok dan golongannya sendiri. 

Oke.... kita pada tatanan Internasional, dampak globalisasi modern sudah tampak di Indonesia walaupun tidak selalu membawa dampak negatif, tetapi ada juga positifnya. Tetapi globalisasi modern di Indonesia secara umum lebih banyak dampak negatifnya, seperti pola hidup masyarakat yang menjadi konsumtif, hedonis, dan materialistik. Terlebih lagi sumber daya alam Indonesia yang melimpah ruah menjadi terbuka bagi negara-negara kaya, misalnya amerika serikat, jepang dan sekutunya, yang cenderung mengutamakan kepentingan ekonomi negaranya dan menghalalkan segala macam cara dalam menjadi kepentingan industrinya, dengan kekuatan militer dan mengatasnamakan menjaga perdamaian dunia. Dampak dari globalisasi modern dan kapitalisme global telah menjadikan Indonesia semacam “KUE” yang siap dibagi-bagi untuk dimakan dan dikuasai. Kemudian penciptaan industri di negara-negara kaya tidak terbatas, sedangkan negara-negara berkembang harus dibatasi dengan alasan pemanasan global. Padahal negara-negara Industri seperti amerika serikat dan sekutunya, yang menjadi pemasok gas terbesar dalam pemanasan global tidak kebakaran jenggot seperti Indonesia. Akibatnya negara-negara berkembang yang hendak berkembang industrinya, menjadi terhambat dari negara kaya yang mulai berkembang pesat Industrinya.  Dengan kata lain negara-negara industri besar takut tersaingi dan mereka akan kehilangan monopoli industrinya, inilah tugas kaum muda yang harus kritis dalam menyikapi problem seperti ini. 

Dahulu di zaman kolonial belanda dan kapitalisme, melalui peran pemuda Indonesia mengambil peran aktif, maka pada saat sekarang ini keadaan Indondeia yang mengalami krisis multidimensional pemuda sudah saatnya turun tangan melakukan aksi muali dari lokal, regional, nasional dan internasional. Bukan hanya menonton saja, kamu muda yang tinggal diam melihat rakyat sengsara telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Pada waktu serikat islam dibatasi gerakannya, Partai Komunis Indonesia dilarang oleh pemerintah kolonial belanda, pergerakan rakyat Indonesia seolah mati. Tetapi tidak, maka muncul pemuda sukarno dan kawan-kawannya dengan gaya kepemimpian alternatif, walaupun akhirnya ia dipenjara. Sekarang kaum muda harus tampil kedepan dalam mengisi ruang kosong kemerdekaan, lagi dan lagi kaum muda perlu menengok kebelakang alias belajar dari sejarah. Artinya kita harus segara mengakui mengakui bahwa dibelakang ada kesalahan yang harus dijadikan sebagai cermin  untuk menentukan langkah bagi masa depan, akan tetapi jangan lupa kita hidup hari ini, agar kesalahan seperti pembunuhan massal 1965, DOM di Aceh, pelanggaran HAM dalam penembakan semanggi, pelanggaran HAM di Timor-Timur harus diselesaikan. Tujuannya supaya tidak menjadi beban sejarah yang dapat mengahambat kemajuan bagi Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar