Cinta adalah seni maka seni
adalah cinta, dan untuk menguasai seni kita juga harus belajar mencintai, di
dalam seni mencintai terbagai dua katagori teori cinta dan praktik cinta. Jika
seseorang ingin menjadi penyanyi yang terkenal maka pertama-tama ia harus
mempelajari lebih dulu apa yang dimaksud melodi dan harmoni. Tanpa melodi dan
harmoni maka nyanyian kita akan menjadi suara yang menyakitkan kedengarannya di
telinga. Teori yang baik juga harus dilengakapi dengan praktik yang terampil,
untuk dapat menyanyi seseorang harus terampil mengatur nafas dengan baik. Maka
teori tentang cinta harus di mulai dengan teori tentang manusia, karena manusia
bukalah binatang, maka keinginan untuk mencintai pasrilah bukan sekedar
dorongan naluriah semata. Manusia memiliki emosi dan rasio dalam menentukan apa
yang dirasakan dan bagaimana mewujudkan perasaan tersebut.
Sejak kecil kita dapat merasakan
perasaan cinta dan perasaan itu berkembang dalam kehidupan kita. Perasaan cinta
tersebut berkembang dalam konteks yang berbeda-beda misalnya, cinta ibu, cinta
mainan, cinta diri sendiri, cinta lain jenis, cinta sesama manusia, dan cinta
kepada Tuhan. Perasaan cinta tersebut juga berkembang dalam dimensi yang
berbeda-beda pula, kita pun dapat mengenali mana perasaan cinta yang kuat dan
mana perasaan cinta yang lemah. Dengan begitu, manusia membuthkan rasio untuk
mencintai. Manusia adalah makhluk yang sadar akan dirinya, kesadaran ini
memberikan kita pemahaman akan siapa orang yang kita cintai. Kesadaran ini juga
memperjelas akan apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan saat kita
mencintai. Kesadaran ini juga mendorong kita untuk mencintai apa yang kita
inginkan dan bagaimana mencapainya.
Kita harus belajar apa artinya
cinta dan apa artinya mencintai.? Cinta yang berarti pusat diri yang dirasakan
oleh manusia sebagai puncak menuju keinginan, dan jika kita mau mengasihi
sesama manusia lewat perasaan cinta, hal ini yang berarti kita mampu tidak
melulu memikirkan kepentingan diri sendiri. Selain tidak berfokus kepada
kepuasan diri sendiri, tidak egois, maka lenyap sudah diri ini seakan-akan
tidak ada, karena orang yang dicintai lebih penting dari pada diri sendiri. Ini
berarti bahwa kita tidak penting tapi orang yang kita cintai yang lebih
penting. Bahkan ketika kita harus menderita bagi orang yang kita cintai, cinta
kadang dapat terasa menyakitkan. Cinta yang tulus adalah cinta yang
mengkorbankan diri bagi orang yang dicintainya.
Sudahkah kita semua mengkorbankan
diri terhadap orang yang kita cintai..??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar