Jumat, 24 Juli 2020

Tragedi Masa Depan

Tragedi adalah kata yang mengambarkan perencanaan, pandangan, dan imajinasi yang akan terjadi. Oleh sebab itu gambaran atas suatu peristiwa yang diharapkan saat ini untuk tidak terjadi, tapi pada kenyataannya tetap terjadi juga. Maka tragedi masa depan selalu dilihat dari hasil-hasil fisik atau kerusakan-kerusakan yang dihasilkan oleh peristiwa tragedi yang menjadi pertanda saat ini. Lalu melewati banyaknya kejadian dan femomena sejarah sehingga nilai-nilai keestetikaan yang terlihat sangat menonjol dalam dunia seni, dan seharusnya manusia dalam rentang dalam perjalanan sejarah yang sudah sedemikian panjang sudah bisa memahami makna estetika secara lumayan utuh.

Karena kerakter seni atau keindahan yang ditonjolkan adalah dalam bentuk mitos dan legenda-legenda yang sangat serius, yaitu upaya pengalihan dari derita dan kepedihan yang manusia hadapi dalam kehidupan sehari-harinya ke dalam wujud Tuhan yang memaksa. Kemudian untuk bertanggung jawab terhadap kesialan yang manusia alami dalam hidupnya, maka unsur-unsur supranatural kemudian menjadi bagian sentral dalam irama kehidupan manusia, supranatural itu sendiri mencakup bagian luar wilayah manusia yang menuntut pada dibentuknya aturan-aturan yang sangat mengikat dalam tindakan-tindakan yang metodis dan tersusun.

Terjadinya tragedi di masa depan akibat adanya gerakan-gerakan seni yang berusaha menciptakan realitas alternatif yang penuh dengan peraturan-peraturan yang sangat mengikat dan menuntut kepatuhan yang mutlak serta baku dalam mewujudkan nilai-nilai seni yang bersifat melimpah dari tempat yang kepada tempat yang paling rendah. Untuk lebih tepatnya keadaan yang sempurna ini yang berbeda dengan realitas sehari-hari yang dapat dipahami dengan cara yang tidak sempurna, kesadaran mendalam akan bersifat tidur lenyap dan mimpi-mimpi yang menyembuhkan dan sangat membantu dalam menghadapi keadaan yang lebih spesifik dan teratur.

Kemudian proses adaptasi manusia terhadap tantangan kehidupan adalah bagian dari proses terbentuknya aliran seni alternatif dan aliran seni buatan sejarah yang mendalam, yaitu upaya-upaya menonjolkan sensasi-sensasi penampakan dari setiap pengalaman-pengalaman manusia baik secara personal maupun secara kolektif, serta akan dirayakan dengan penuh antusias dan ceria dengan perayaan-perayaan dalam bentuk tulisan kreatif, seni ukir, mitos yang lucu dan manarik, dan bangunan-bangunan yang megah dan unik, serta aneka ragam patung-patung dan dewa-dewi. 

Selanjutnya upaya-upaya penerimaan dan pemahaman terhadap hakikat-hakikat realitas, kedudukan manusia dan gaya buatan manusia yang beralih fungsi menjadi pelaku sentral dan memegang kendali utama terhadap jalannya cerita yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari. Maka manusia bukan lagi seniman, ia telah menjadi sebuah karya seni, kekuatan artistik yang secara alami menyatakan diri pada kegembiraan tertinggi keesaan asali di tengah-tengah serangan kemabukan yang hebat.



Kehidupan

kehidupan yang sering kali dimaknai sebagai panggung malapetaka nyeris terdengar di telinga kita setiap hari. tapi kehidupan juga menjadi sumber rezeki yang melimpah dan membahana bagi setiap makhluknya di muka bumi ini, justru dengan memahami gaya hidup yang beraneka ragam kita semua akan terbebas dari suatu pemikiran yang putus asa memaknai kehidupan yang lebih harmonis dan bermamfaat. 

Sabtu, 11 Juli 2020

Cinta dan Mahabbah

Cinta membuat yang pahit menjadi manis.
Cinta mengubah tembaga menjadi emas.
Cinta mengubah sampah menjadi anggur.
Cinta mengalihkan derita ke dalam penyembuhan.
Cinta menghidupkan yang mati.
Cinta mengubah raja menjadi hamba sahaya.
Cinta mendidihkan samudra laksana buih.
Cinta meluluhlantahkan gunung menjadi pasir.
Cinta menghancurkan langit beratus keping.
Cinta menguncang bumi dan lautan.
Cinta adalah nyala, yang manakala membara, membakar segalanya kecoali yang Tercinta.

Manusia modern yang hidup serba dan tanpa cinta membuat dirinya nyaman dan mudah, di satu sisi kemajuan ilmu dan pengatahuan serta teknologi membuat cinta bisa di rubah dan bahkan bisa berhenti seketika. Mungkin anggapan seseorang tentang cinta bisa menarik dan mempesona dapat secara efektif mengeksploitasi teknik-teknik komunikasi untuk memanipulasi emosi-emosi dan rasio kontrol. Namun pada dasarnya manusia ingin di cintai dan mencintai satu sama yang lainnya, dengan memberi perhatian, tanggung jawab, serta pemahaman tentang hakikat dan makna cinta yang sebenarnya. 

Inilah cinta yang selama ini sebagai peta konsep untuk masuk dalam perbincangan filsafat cinta perspektif agama, khususnya ketika asal mula dunia dilukiskan sebagai suatu tindakan penciptaan yang mencintai ciptaannya, baik secara keseluruhan maupun secara sebagian. Lalu konsep cinta menjadi subjek meditasi filosofis yang berkaitan dengan masalah-masalah etis. Karena cinta sebagai salah satu dorongan manusia yang paling kuat di dalam jiwa, ketika manusia berimajinasi lewat akalnya semenjak itulah cinta hadir dalam rasionalitas yang abadi dari pengalaman hidupnya.

Mahabbah adalah karunia cinta ilahi yang diberikan kepada semua ciptaannya “manusia”, sehingga tumbuhnya mahabbah dalam diri manusia dapat dikenal melalui kesalehan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semakin besar cinta itu, semakin besar pula partisipasinya lewat senandung merdu ayat-ayatmu yang membasahi bibir pada setiap insannya. Karena itu cinta sering dipandang sebagai sinonim dari kata ihsan. Lalu Tuhan mencintai mereka yang merupakan cinta yang sempurna, kemudian mereka akan mencintai Tuhannya, yang mengandung unsur cinta yang masih dipertanyakan.?

Lalu berjalanlah menuju cinta mahabbah kepada sang ilahi lewat taubat dari kebohongan terhadap kekasih, terbuka, pendekatan etis, serta sadar akan dosa-dosa kecil maupun dosa-dosa yang besar. Langkah selanjutnya adalah faqr, menghadapi segala yang datang dan tidak mengeluh serta menerima segala cobaan yang menimpanya. Maka langkah terkrakhir adalah ridha, langkah inilah merupakan rasa cinta yang bergelora dalam hatinya, membuat sampai ke mahabbah cinta sang ilahi. Yang ada dalam hatinya adalah rasa cinta kepada Tuhannya. Hatinya teguh dengan penuh rasa cinta, sehingga tidak terdapat lagi tempat didalamnya untuk rasa benci terhadap apapun bahkan kepada siapapun. Karena ia mencintai Tuhan dan segala makhluk ciptaanya.

Jika kita mau paham dan mengerti soal dicintai dan mencintai, harus menggunakan akalnya laksana seorang inspektur polisi yang bertugas mengontrol tindakan-tindakan baik dan jahat. Karena akal menjadi penjaga dan hakim terhadap kotanya hati. 



Jumat, 10 Juli 2020

How to think about life

Kehidupan seseorang tidak ada yang tahu kemana arah hidupnya ditentukan oleh sang maha kuasa, akan tetapi dalam kehidupan umat manusia sering kali terjadi simpang siur antara cara berpikir dengan fenomena dan takdir Tuhan. Oleh sebab itu, kehidupan manusia tergantung cara berpikirnya karena di dalam kepala kita semua terisi otak yang mamfaatnya untuk berpikir. Maka manusia harus mencoba berpikir secara menyeluruh, mendalam, radikal dan rasional tentang sesuatu. Bila kehidupan manusia menafikan nilai-nilai moral dan agama, bahkan sampai menganggap nilai-nilai tersebut sebagai realitas yang kosong dan tanpa makna, sehingga agama dianggap persoalan pribadi dan masalah alam lain, dan tentunya nilai-nilai agama yang dilandasi oleh keyakinan kepada Tuhan sebagai simpul dari keimanan yang dianggap tidak lebih tinggi dari nilai-nilai kemewahan fisik material semata.

Lalu kehidupan manusia menjadi sesuatu yang sakral bagi dirinya sendiri yang berdasarkan pengalaman baik di masyarakat, sekolah sampai universitas bahwasanya orang yang sukses adalah yang sejahtera secara finansial bukannya orang yang sukses bergandengan tangan dengan Tuhan.? Maka tidak dapat dipungkiri lulusan sekolah dan lulusan sarjana mempunyai cara berpikir bahwa hal utama yang menjadi tujuan hidup manusia di dunia adalah dengan kerja... kerja... kerja... kayak macam presiden saja. kemudian ustad, guru, dosen mempunyai cara berpikir yang sama yaitu materialis yang dimana menentukan kualitas sekolah/universitasnya sejauh mana lulusanya cepat terserap dalam dunia kerja dan apa pekerjaan mereka. Hal fenomena seperti itu coba kita pandang secara kritis yang berkemajuan, sesungguhnya tidak ada yang salah dari aspirasi finansial. Namun, masalah akan timbul ketika aspirasi tersebut dijadikan yang terpenting sehingga mengabaikan hal-hal lain yang lebih urgent seperti keimanan kita pada Tuhan. Dari sudut pandang pendidikan karakter generasi muda perlu diberikan kebebasan menentukan jalan hidupnya dan meyakini fokus etis, sebagai seperti mengambangkan akal sehat, menjadi anggota komunitas, membantu sesama, menemukan makna hidup, dan membangun identitas etis serta integritas, sebagai tujuan hidup berpikir dan berprinsip.

Uang dan harta benda memiliki nilai yang luar biasa bahkan agama itu sangat tidak penting, yang penting kerja dan bisa kaya, bukannya Tuhan membagikan rejeki sama umat manusia.? bukan pekerjaan, karena manusia hari ini terlalu men-Tuhan-kan Materi yang berupa uang sebagai obat kebahagiaan dirinya. Dengan uang berbagai kebutuhan dapat dipenuhi, cinta dapat dibeli, sex dapat dibeli tanpa harus menikah, agama dapat digadaikan demi kepuasan materi. Orang yang berpunya selalu menempati tempat yang istimewa di masyarakat dan negara, dan setiap orang selalu ingin memobilisasi dirinya naik kestatus sosial yang lebih tinggi. Orang-orang yang miskin dan tak berpunya akan selalu minder dan gerogi sebab selalu termarginalkan oleh orang-orang yang mendapatkan tempat istimewa. Inilah dua gambaran yang akan selalu bertentangan sampai akhir kiamat.

Nahhh.... konseptualisasi cara berpikir tentang kehidupan materialis sebagai aspirasi finansial yang dilatarbelakangi oleh keperihatian serta kecenderungan manusia yang memiliki pola pikir kapitalis, yang memandang kesuksesan dan kebahagiaan tergantung kepada kemampuan memcapai kekayaan finansial. Dari sudut pandang berpikir yang humanistik, bahwa manusia yang sehat seharusnya terdorong hidup dengan motivasi dan aktualisasi diri berdasarkan keimanan dan kemanusiaan. Kemudian pola pikir manusia tentang kehidupan menjadi dua aspek mempengaruhi dan dipengaruhi  oleh orientasi lingkungan, orientasi keluarga, dan teman-temanya sampai pada faktor budaya. Ciri-ciri orang yang materialistis adalah orang yang menggadaikan imannya, walaupun secara penglihatan tidak mengakuinya bahwa dia materialistis, akan tetapi secara psikologis dia meng-ia-kan.



Selasa, 07 Juli 2020

Dari Desa ke Senayan

Kalau kita lihat wajah demokrasi bangsa ini se akan-akan kusut, cemberut, dan semacam bangunan tua yang tidak terawat oleh para pemimpin bangsa kita, sehingga desa-desa saat ini menjadi pusat perhatian yang sangat serius oleh kalangan elit politik, intelektual dan para ilmuan. Karena desa menjadi solusi alternatif terawatnya demokrasi yang harmunis dan sejahtera, semenjak lahirnya lembaga BPD sebagai parlemen desa sekaligus diharapkan merupakan wahana bagi rakyat untuk terlibat dalam penyelenggaraan urusan publik dan proses pengambilan kebijakan-kebijakan berskala desa. Namun dengan demikian dalam kenyataanya gagasan ini belum sepenuhnya berjalan, karena terdapat sejumlah potensi konflik yang berkepanjangan akan membuat pembangunan di desa jadi terbengkalai.

Oleh sebab itu konstelasi politik di pedesaan, dengan adanya BPD sebagai lembaga yang mengawasi eksekutif sering dipandang sebagai gangguan atas kemapanan yang ada. Secara kuntural kepala desa boleh jadi belum siap akan adanya lembaga BPD, karena sekian lama semasa 32 tahun Orde Baru berkuasa tidak pernah ada pengawasan terhadap kepala desa. Maka dengan kelahiran lembaga BPD tersebut, struktur di desa tidak lagi menempatkan kepala desa sebagai kekuasaan sentral tanpa adanya pengontrol. Hal inilah yang sekaligus mengisyaratkan bahwa BPD akan efektif memainkan fungsinya bila di dukung oleh kekuatan-kekuatan riil di masyarakat. Tanpa itu, bukan tidak mungkin BPD akan menjadi lembaga baru tanpa makna atau justru menjadi beban baru bagi rakyat, karena dukungan rakyat ini akan terwujud bila segenap unsur yang ada di masyarakat memahami mengenai sebuah kebutuhan akan demokratisasi yang bersekala desa.

Kemungkinan desa dan senayan sebagai saudara se ayah cuma beda ibu yang malahirkan, karena kepala desa, BPD dan elit tradisional merupakan satu kesatuan sebagai dinamika politik desa. Sedangkan kepala desa dan BPD adalah dua institusi pemerintahan desa yang diberi otoritas fornal untuk menjalankan tugas dan fungsi yang berbeda, tetapi tetap besinergi dengan berbagai elemen masyarakat dalam mengelola pemerintahan dan pembangunan desa. Maka dari itu, elit tradisional adalah orang besar atau bangsawan yang menempati posisi teratas dan memiliki pengaruh signifikan dalam proses pengambilan keputusan desa. Dalam rentang sejarah kehidupan masyarakat selalu dijumpai adanya perbedaan perspektif kemampuan di antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain, akan tetapi dimana sebagian masyarakat di senayan yang memiliki konsep demokratisasi modern, serta partai-partai politik yang sudah demikian berkembang di senayan tak lagi dapat melepaskan dari dirinya.

 Senayan sebagai cerminan tumbuhnya oligarki yang di tandai dengan konsepnya tentang “pikiran masyarakat” yang mayoritas manusia yang ada di senayan apatis, males dan berjiwa budak serta tidak mampu memerintah diri sendiri, mereka terbiasa dalam ketidaktepatan dan spserti budak dengan adanya paksaann dan dari sinilah tumbuh kembangnya elit oligarki dari desa ke senayan. Dan tak kalah penting, paradigma lama dalam memenangkan pertarungan kekuasaan politik terutama pemilu orda baru, reformasi, pasca reformasi yang masih memakai pola represif yang sudah ketinggalam zaman. Demikan halnya dengan seorang konsultan politik, jasa dan keahlian yang diberikan tidak hanya khusus kepada kampanye tapi juga mencakup aspek strategis dan taktis politik. Maka dalam konteks dari desa ke senayan dan partai-partai politik yang ada harus bisa mengkomunikasikan dalam bentuk interpersonal agar semua fungsi dalam sistem politik menjadi bagian dari konsepsi yang menyatakan bahwa gejala sosial, komunikasi dan termasuk gejala politik adalah saling berhubungan dan saling mempengaruhi baik dari desa ke senayan maupun dari senayan ke desa.