Kamis, 11 Juni 2020

Perasaan, Logika dan Emosi

Terkadang tangan ini lancang tak kenal aturan, terkadang juga tangan ini menulis seribu kata tanpa di suruh oleh pemiliknya. Terkadang pula gerak jari mengikuti logika yang mengacu pada pengalaman, aku ingat sebuah lagu “cinta ini, kdang-kadang tak ada logika”..... banyak dari kita orang Indonesia mengetahui kutipan lagu tersebut. Kutipan lagu tersebut diambil dari lagu “Tak ada logika” yang dinyanyikan oleh Agnes Monica. Dengan kutipan tersebut, menytakan bahwa cinta, yang merupakan salah satu contoh dari perasaan, tidak dapat dianalogikan dalam berbagai macam keadaan. Ketika perasaan ini bergejolak akan membentuk suatu keadaan di dalam diri manusia yang diakibatkan oleh reaksi dari manusia terhadap suatu stimulus dari luar dirinya. Namun perasaan ini, berbeda tergantung persepsi masing-masing individu terhadap stimulus apa yang dirasakan olehnya.

Sedangkan logika adalah ilmu yang digunakan manusia sebagai ajaran tentang cara berpikir yang secara ilmiah serta membicarakan bentuk pikiran itu sendiri, yang secara esensialnya logika adalah ilmu dan kecapakan menalar, berpikir dengan tepat, sistematis serta universal. Inilah logika bekerja dengan mengumpulkan berbagai pernyataan dan menghubungkan untuk mencari nilai dari penyataan-pernyataan tersebut. Pernyataan yang diperoses oleh logika buka sembarang pernyataan, akan tetapi pernyataan yang berupa proposisi. Sehingga proposisi, sebagai suatu kalimat yang berisi pernyataan yang bernilai benar atau salah dan bukan keduanya. Bila sebuah pernyataan mengandung nilai yang samar, maka pernyataan tersebut tidak dapat dianalogikan.

Emosi bagian dari dari merupakan bagian dari persaan juga yang memiliki hubungan dari akar-akarnya, yaitu kepribadiaanya, terlalu over protektif, sering mendegarkan caci maki orang lain. Oleh sebab itu, banyaknya pernyataan-pernyataan yang disusun dari kepribadian ini memiliki sifat yang bertolak belakang sehingga hasil yang dikeluarkan bila diproses dengan logika menjadi suatu hal tabu dan tidak pasti. Selain itu, ada juga tingkat prioritas suatu pernyataan dalam individu dan hal ini terlalu bergantung terhadap individunya. Dan banyak orang yang bahkan tidak menyadari tingkat prioritas ini. Contoh konkretnya, bila membandingkan lebih utama mana perkataan orang tau atau perkataan pasangan, karena ada orang yang lebih mengutamakan orang tua dan ada yang lebih mengutamakan pasangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar