Birbicara tentang pancasila sebagai dasar ideologi negara merupakan kesepakatan politik para Founding Fathers ketika negar indeonesia didirikan. Namun dalam perjalanan panjang kehidupan berbangsa dan bernegara, pancasila sering mengalami berbagai deviasi dalam aktualisasi nilai-nilainya. Deviasi pengamalan pancasila tersebut bisa berupa penambahan, pengurangan dan penyimpangan dari makna yang seharusnya. Meskipun dengan siring dengan itu sering pula terjadi upaya pelurusan kemabli. Pancasila sering digolongkan ke dalam ideologi tengah di antara dua ideologi besar dunia yang paling berpengaruh, sehingga sering disifatkan bukan ini dan bukan itu. Pancasila bukan berpaham komunisme dan bukan pula berpaham kapitalisme. Pancasila tidak berpaham individualisme dan tidak berpaham kolektivisme. Bahkan bukan berpaham teokrasi dan bukan berpaham sekuler. Posisi pancasila inilah yang merepotkan aktualisasi nilai-nilainya kedalam kehidupan praktis berbangsa dan bernegara. Dinamika aktualisasi nilai pancasila bagaikan pendulum bandul jam yang selalu bergerak ke kanan dan ke kiri secara seimbang tanpa pernah berhenti tepat di tengah.
Pada saat beridirinya negara republik indonesia, telah disepakati agar mendasarkan diri pada ideologi pancasila dan undang-undang dasar 1945 untuk mengatur dan menjalankan kehidupan bernegara. Namun sejak november 1945 sampai sebelum dekrit Presiden 5 juli 1959 pemerintah indonesia mengubah haluan politiknya dengan mempraktikan sistem demokrasi liberal. Dengan kebijakan ini berarti mengerakkan pendalum bergeser ke kanan. Pemerintah indonesia menjadi pro libaralisme, deviasi ini dikoreksi dengan keluarnya dekrit presiden ini berarti haluan politik negara dirubah. Pebdalum yang posisinya samping kanan di geser dan digerakkan ke kiri. Kebijakan ini menguntungkan dan dimamfaatkan oleh kekuatan politik di Indonesia yang berhaluan kiri PKI. Hal ini tampak kepada kebijakan pemerintah yang anti terhadap barat kapitalisme dan pro ke kiri dengan dibuatnya poros jakarta-peking dan jakarta-pyong yang puncaknya adalah peristiwa pemeberontakan Gerakan 30 September 1965. Peristiwa ini menjadi pemicu tumbangnya pemerintahan orda lama Ir. Soekarno dan berkuasanya pemerintahan orda baru Jenderal Suharto.
Pemerintah orda baru berusaha mengoreksi segala penyimpangan yang dilakukan oleh razim sebelumnya dalam pengamalan pancasila dan undang-undang dasar 1945, pemerintah orda baru merubah haluan politik yang tadinya mengarah ke posisi kiri dan anti barat menariknya koposisi kanan. Namun razim orda baru pun akhirnya dianggap menyimpang dari garis politik pancasila dan undang-undang dasar 1945, ia dianggap cenderung ke praktik libaralisme-kapitalistik dalam mengelola negara. Pada tahun 1998 munculnya gerakan reformasi yang dahsyat dan berhasil mengakhiri 32 tahun kekuasaan razim orda baru. Setelah tumbangnya razim orda baru telah muncul 4 regim pemerintah reformasi sampai saat ini. Pemerintah razim reformasi ini semestinya mampu memberikan koreksi terhadap penyimpangan dalam mengamalkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 dalam praktik bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan oleh orda baru.
Dalam perkembangannya, pancasila selalu mendapat sorotan dan tekanan yang sangat tajam baik dari kalangan dalam maupun luar negeri. Berdasarkan hasil implementasi menunjukkan bahwa ideologi pancasila masih jauh dari visi ideal. Pemahaman nilai-nilai pancasila dikalangan elit politik dan pemerintahan masih belum memadai sehingga belum mampu memberikan keteladanan dalam penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengindikasikan adanya krisis ideologi. Secara historis, dinamika ideologi multi-polar masih akan selalu hadir dalam setiap perkembangan zaman dan hampir pasti pasti hal ini akan berpengaruh besar terhadap kemandirian dan keberlanjutan bangsa Indonesia. Tidak semua ideologi multi-polar dapat dikatakan buruk, dan demikian pula sebaliknya. Namun hal ini yang perlu disadari bahwa implementasi ideologi setiap negara akan cenderung untuk kepentingan sendiri. Bahwa setiap tindakan yang menggunakan jargon atau berkedok ideologi, masih perlu dicermati terkait dengan kepentingan diri sendiri. Selama kemandirian pada diri sendiri belum terwujud, perluasan dan penanaman ideologi pancasila akan diterima kalangan luas sebagai ilusi.
Dalam perspektif ke depan, bangsa indonesia terlebih dahulu harus mampu menunjukkan prestasinya dalam kemandirian di bidang pemenuhan kebutuhan dasar, pertahanan dan keamanan ekonomi serta keuangan. Langkah utama secara mikro yang perlu ditempuh adalah penanaman nilai-nilai pancasila dan implementasinya dalam kehidupan sehari-harinya, dan secara makro dapat diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan, perpolitikan, dan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, pergaulan dunia yang damai dan bermartabat, sebagaimana digagas para pendiri bangsa Indonesia, memerlukan dukungan bukti dalam implementasi pancasila secara konsisten dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Maryono kata lain mariano diambil dari Afrika yang berarti lautan. jika nama Maryono adalah pengunungan dari bahasa madura asli yang berarti pemuda yang akan mengocang lautan asia afrika, dan mempunyai keberanian, cerdas atau goblok, dan pekerja keras. Orangnya juga soerang teman yang setia, dan selalu memberikan banyak nasehat yang baik dan menjadi pasangan yang bisa diandalkan. ketika terlibat dalam suatu hubungan, ia cenderung memberikan segalanya terhadap orang yang ia kagumi.
Pemerintah orda baru berusaha mengoreksi segala penyimpangan yang dilakukan oleh razim sebelumnya dalam pengamalan pancasila dan undang-undang dasar 1945, pemerintah orda baru merubah haluan politik yang tadinya mengarah ke posisi kiri dan anti barat menariknya koposisi kanan. Namun razim orda baru pun akhirnya dianggap menyimpang dari garis politik pancasila dan undang-undang dasar 1945, ia dianggap cenderung ke praktik libaralisme-kapitalistik dalam mengelola negara. Pada tahun 1998 munculnya gerakan reformasi yang dahsyat dan berhasil mengakhiri 32 tahun kekuasaan razim orda baru. Setelah tumbangnya razim orda baru telah muncul 4 regim pemerintah reformasi sampai saat ini. Pemerintah razim reformasi ini semestinya mampu memberikan koreksi terhadap penyimpangan dalam mengamalkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 dalam praktik bermasyarakat dan bernegara yang dilakukan oleh orda baru.
Dalam perkembangannya, pancasila selalu mendapat sorotan dan tekanan yang sangat tajam baik dari kalangan dalam maupun luar negeri. Berdasarkan hasil implementasi menunjukkan bahwa ideologi pancasila masih jauh dari visi ideal. Pemahaman nilai-nilai pancasila dikalangan elit politik dan pemerintahan masih belum memadai sehingga belum mampu memberikan keteladanan dalam penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengindikasikan adanya krisis ideologi. Secara historis, dinamika ideologi multi-polar masih akan selalu hadir dalam setiap perkembangan zaman dan hampir pasti pasti hal ini akan berpengaruh besar terhadap kemandirian dan keberlanjutan bangsa Indonesia. Tidak semua ideologi multi-polar dapat dikatakan buruk, dan demikian pula sebaliknya. Namun hal ini yang perlu disadari bahwa implementasi ideologi setiap negara akan cenderung untuk kepentingan sendiri. Bahwa setiap tindakan yang menggunakan jargon atau berkedok ideologi, masih perlu dicermati terkait dengan kepentingan diri sendiri. Selama kemandirian pada diri sendiri belum terwujud, perluasan dan penanaman ideologi pancasila akan diterima kalangan luas sebagai ilusi.
Dalam perspektif ke depan, bangsa indonesia terlebih dahulu harus mampu menunjukkan prestasinya dalam kemandirian di bidang pemenuhan kebutuhan dasar, pertahanan dan keamanan ekonomi serta keuangan. Langkah utama secara mikro yang perlu ditempuh adalah penanaman nilai-nilai pancasila dan implementasinya dalam kehidupan sehari-harinya, dan secara makro dapat diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan, perpolitikan, dan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, pergaulan dunia yang damai dan bermartabat, sebagaimana digagas para pendiri bangsa Indonesia, memerlukan dukungan bukti dalam implementasi pancasila secara konsisten dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Maryono kata lain mariano diambil dari Afrika yang berarti lautan. jika nama Maryono adalah pengunungan dari bahasa madura asli yang berarti pemuda yang akan mengocang lautan asia afrika, dan mempunyai keberanian, cerdas atau goblok, dan pekerja keras. Orangnya juga soerang teman yang setia, dan selalu memberikan banyak nasehat yang baik dan menjadi pasangan yang bisa diandalkan. ketika terlibat dalam suatu hubungan, ia cenderung memberikan segalanya terhadap orang yang ia kagumi.