Senin, 22 Juni 2020

Gaya Hidup Hedonisme

Manusia memikirkan banyak cara untuk bisa melakukan hal-hal yang membuat dirinya bisa bahagian. Zaman yang serba ada atau modernisasi saat ini, banyak hal yang ditawarkan dunia agar manusia bisa mencapai tingkat kepuasannya. Banyak orang berpendapat bahwa bahagia itu adalah menikmati hidup setiap hari dengan bersenang-senang, tidak mengenal tua atau muda, status sosial, latar belakang pendidikan, pekerjaan, sehingga menikmati hidup merupakan kesenangan dunia yang ingin dirasakan banyak orang. Hedonisme adalah prilaku yang suka dengan kenikmatan, kesenangan pribadi, kemewahan, dan kemapanan di atas segalanya.

Manusia yang gaya hidupnya hedonis lebih suka hura-hura, yang wanita menggunakan busana-busana seksi, make up yang berlebihan, shoping layaknya bukan seorang manusia yang sejati. Gaya hidup hedonisme inilah berdampak buruk jangka panjang ketika seseorang tidak mau menerima proses dan hanya ingin yangb serba instan dan cepat,  kurangnya saling menghargai dan kualitas pemimpin-pemimpin bangsa yang tidak memetingkan moral, kepemimpinan yang tidak jujur dan kurangnya kepedulian bagi sesama. Dari pola hidup hedonisme ini membentuk prilaku yang terlalu konsumtif dalam kesehariannya, minat belajar kurang, pergaulan yang kurang tepat berdampak pada free sex, minum-minuman keras, tindakan kriminal, LGBT,  serta susah diatur oleh nilai-nilai moral yang ada di masyarakat.

 Maka hedonisme menjadi gaya hidup untuk menunjukkan eksistensi seseorang dalam status sosialnya, dalam beraktivitas, bekerja, menyalurkan hobi tingkah laku seseorang akan memunculkan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan, bahkan konsekuensi yang akan dihadapi. Seseorang dengan gaya hidupnya akan mencari hiburan bersama dengan teman-temannya, ada yang senang bepergian bersama keluarga, ada yang senang menyendiri, hobi berbelanja, ada pula yang begitu memiliki waktu luang dan uang yang berlebih memilih untuk melakukan aktivitas-aktivitas sosial keagamaan. Beberapa hal yang melatar belakangi gaya hidup hedonisme, sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, dan motif serta persepsi akan adanya materi. 

Gaya hidup hedonisme ini membuat dirinya tidak memikirkan prestasi-prestasi dalam kehidupannya, misalnya saling membantu satu sama lain, menjaga kesehatan fisik mental dan sosial, , empati, membela yang tertindas. Gaya hidup hedonisme tidak selamanya di nilai buruk karena setiap orang berhak dan bebas membelanjakan uang dan menikmati materinya dengan jalan dan hiburan. Namun, disisi lain juga memberikan mamfaat bagi sendirinya sendiri untuk sejenak meninggalkan aktivitas untuk menghilangkan kebosanan atau stress dalan rutinitas, yang dinilai buruk dari gaya hidup hedonisme ketika memunculkan dampak-dampak negative dalam kehidupannya sehari-hari. Biar tidak membentuk keadaan yang tidak baik, maka jangan terlalu berlebihan secara materi dan mewujudkan apa yang diinginkan selama ini dengan cara yang tidak halal, bahkan mengkorbankan diri sendiri demi mendapatkan uang semata dan kepuasan sementara.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar