Minggu, 28 Juni 2020

Hasil Kongres Perdana IKMA-NURSHIN

Ikatan Mahasiswa Alumni Nurul Muchlishin yang di sebut IKMA-NURSHIN, sukses menyelengarakan Kongres Perdananya Pada tanggal 28 Juni 2020 yang bertempat di Tenonan Manding Sumenep, salah satu anggota IKMA-NURSHIN yang bernama Fahrun Anizah. Hasil dari Kongres tersebut telah terpilih saudara Mufit Gazali sebagai ketua umum periode 2020/2021. Tidak hanya itu IKMA-NURSHIN sebagai wadah santri untuk menyalurkan aspirasi fenomena sosial, politik, ekonomi dan budaya, akan tetapi ikma-nurshin terlalu dini untuk bisa dikenal oleh kalangan organisatoris bahwa santri hari ini telah menjadi gerda terdepan untuk melakukan perubahan.

Santri nurshin yang akademisi menyadari bahwa pancasila sebagai dasar negara yakni sebagai pemersatu bangsa yang beraneka ragam budaya, suka, ras maupun agama, sehingga ikmanurshin tidak kehilangan keaswajaannya untuk menyelaraskan bahwa pancasila dan aswaja sebagai pengangan moral bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tidak hanya itu dari perbincangan kawan-kawan ikmanurshin di kongres perdananya, ikmanurshin menginginkan pancasila dijadikan untuk menangkal paham-paham intoleransi, anakisme, budaya korupsi, gerakan-gerakan fundamentalisme agama,  dan kelompok islam konservatif yang sering melakukan tindakan kekerasan seperti teror, bom bunuh diri, intimedasi, untuk mencapai keegoisan agamanya.

Mengenai pandangn ikamnurshin menganggap islam adalah agama yang paripurna yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk mengatur negara. Namun, nilai-nilai pancasila dan keaswajaan tidak bertentangan, maka dari itu santri nurshin melek huruf sekaligus melek realitas yang terjadi beberapa tahun silam sampai sekarang yang tak kunjung selesai. Oleh sebab itu santri ikmanurshin bergerak maju, mengkritisi fenomena sosial, mengaplikasikan makna al-qur an untuk menjunjung tinggi nabi muhammad dan kawan-kawan. 

Anehnya yang menjadi perbincangan kawan-kawan di kongres perdana Ikatan mahasiswa alumni nurul muchlishin kurang mendapat dukungan dari berbagai pihak di pondok pesantren, sehingga ikmanurshin dirumuskan sendiri arah perjuangannya, dana sendiri, panitia sendiri, memang membangun oragnisasi tidak semudah membalikkan telapak tangan. ujar ketua umum terpilih. Hahahahah....... Oleh karena itu kongres perdana ini akan mengenal dan mendekati problem sebagai warga masyarakat global, dan bekerjasama dengan lembaga lain untuk memikul tanggung jawab atas kewajibannya dalam masyarakat. Maka dari itu, ikmanurshin bisa memahami, menerima, dan menghormati perbedaan-perbedaan budaya, keyakinan serta mampu berpikir kritis dan sistematis. Karena ikmanurshin menyadari sebagai santri akademisi bisa menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan.

 Tak kalah penting kultur pendidikan pesantren telah membuat santri akademisi bersatu dalam satu wadah (IKMANURSHIN) dalam menyamai nilai-nilai toleransi, bahwa pesantren berhasil mengejawantahkan maksud dan tujuan nilai-nilai pancasila dan keaswajaan sebagai ideologi yang tidak bertentangan satu sama lain. Maka dengan begitu nilai-nilai yang dipahami oleh kawan-kawan ikmanurshin adalah nilai-niali muamalah, akidah, sikap tasamuh, keadilan, kemanusiaan, musyawarah dan mencakup nilai-nilai demokrasi indonesia yang universal. 



Senin, 22 Juni 2020

Menuju Sukses Berwirausaha

Siapa yang tidak tahu nama seorang tokoh terkenal yang bernama Karl Marx sebagai bapak ekonomi yang mengatakan dasar dari kehidupan manusia adalah uang. Maka dalam dunia wirausaha tmapknya sudah mulai diminati oleh masyarakat luas, namun seiring kurangnya informasi, banyak orang merasa masih belum jelas tentang aspek-aspek apa saja yang melingkupi dunia wirausaha. Sebagian besar seseorang beranggapan bahwa kewirausahaan adalah dunia kaum pengusaha besar dan mapan, lingkungannya para direktur, dan pemiliki PT, CV, serta berbagai bentuk perusahaan lainnya. Oleh karena itu, kewirausahaan sering dianggap sebagai wacana tentang bagaimana menjadi kaya, sedangkan kekayaan itu sendiri seakan-akan merupakan simbol keberhasilan dari kewirausahaan tersebut.

Bukan hanya sebagian besar masyarakat awam yang berpikir demikian, karena ternyata beberapa lembaga kewirausahaan juga mempunyai persepsi yang mirip. Pada beberapa kesempatan, lembaga=lembaga tersebut menampilkan sosok figur tokoh-tokoh sukses yang katanya berhasil menjadi kaya raya, dengan jalan berwirausaha. Sosok figur yang sukses itu, antara lain terdiri dari tokok-tokoh pengusaha besar yang masyarakat mengenalnya sebagai orang-orang yang terkemuka. Pada banyak kesempatan, lembaga pendidikan saat ini, memberikan pelatihan kewirausahaan kepada mahasiswa yang merupakan terobosan dan usaha untuk membekali mahasiswa dengan soft skill serta pengatahuan business untuk bekal masa depan mahasiswa tersebut.

Maka tak heran yang menjadi idealnya, setelah mahasiswa lulus mereka mampu dan bisa menemukan lahan yang tepat untuk produktif dan berpenghasilan sebagai bagian dari kodrat manusia. untuk mampu berpenghasilan, mahasiswa harus mampu menangkap peluang-peluang yang ada sebagai bagian dari menyusun strategi hidup untuk survive dan sukses yang harus ditempatkan dalam ranah yang paling serius dari setiap insan. Dengan demikian lebih tepatnya, jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu pengatahuan dengan kemampuan pasar, yang meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas kewirausahaan dan juga kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.

Maka organisasi kewirausahaan yang di bangun harus membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar dari pada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru berwirausaha yang kreatif serta efektif. Jadi kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

Berdasarkan secara teoritis serta praktis, memulai berwirausaha terdapat beberapa tahapan : Percaya diri, maksudnya bahwa dalam mengelola kegiatan usaha seorang wirausahawan harus mempunyai keyakinan bahwa usaha yang akan dilakukan pasti berhasil, tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan kegiatannya dan dikelola secara individualistis serta selalu mempunyai jiwa optimisme yang tinggi. Berorientasi pada tugas dan hasil, maksudany bahwa tujuan kegiatan usaha yang dilakukan untuk mencapai prestasi dengan berorientasi untuk memperoleh laba. Untuk itu kegiatan usaha harus dilakukan dengan tekun, penuh dengan ketabahan, dan tekad kerja cerdas, serta mempunyai dorongan kuat, energitik dan insiatif dalam menjalankan usahanya.

 Pengambilan resiko, kagiatan berwirausaha memang dituntut untuk mengambil resiko yang wajar dari kegiatan usahanya, semakin tinggi resiko semakin besar pula kemungkinan keuntungan yang akan diperoleh, demikian pula sebaliknya. Kepemimpinan, dalam memimpin kegiatan usaha harus pandai bergaul atau berkomunikasi dengan semua lapisan masyarakat ataupun stake holder, serta mampun untuk menerima saran dan kritik demi kemajuan kegiatan usahanya. Keorisinalan, maksudnya kegiatan usaha yang dilakukan selalu dikembangkan dengan kreasi-kreasi yang baru serta mudah untuk menyesuaikan dengan perkembangan segmen pasar. Berorientasi ke masa depan, maksudnya dalam upaya untuk mengembangkan kegiatan usaha hendaknya selalu memamfaatkan perkembangan ilmu pengatahuan, bahasa komunikasi, kebutahan masyarakat luas, serta teknologi agar tidak ketinggalan dengan para pesaing.



Mencari Makna Spiritualitas

Mencari makna, bukan mencari nama, apalah arti sebuah nama kalau tidak memahami arti serta makanya. Selama beberpa dekade terakhir istilah spiritualitas telah menjadi bahasa umum, yang sebagai cara untuk mengambarkan aktivitas pencarian akan transendensi yang dilakukan oleh seseorang, individu serta kelompok. Makna spiritualitas adalah rohani atau ruh yang berarti segala sesuatu yang bukan jesmani, tidak bersifat duniawi, dan bukan cara-cara yang bersifat materialistik. Karena spiritualitas memiliki fungsi integratif dan harmonisasi yang melibatkan kesatuan batin dan keterhubungan dengan manusia lain, serta realitas yang lebih luas yang memberikan kekuatan dan kemampuan pada individu untuk transenden.

Dalam istilah kontemporer dan literartur ilmiah, spiritualitas memiliki sejumlah makan umum dan difinisi. Perbedaan inilah mencerminkan pada kenyataannya bahwa spiritualitas adalah istilah yang memiliki makna luas, yang meliputi beberapa domain makna yang mungkin berbeda cara pandangnya antara kelompok budaya, kebangsaan, dan berbagai agama-agama.

Bentuk spiritualitas yang berorientasi pada Tuhan, artinya pandangan maupun praktik spiritualitasnya bersandar pada teologis atau atas wahyu dari Tuhan. Ini semua hampir ditemukan pada praktik-praktik agama-agama seperti islam, kristen, hindu, budha, konghucu, serta agama yahudi.

Bentuk spiritualitas yang berorientasi pada dunia, yakni bentuk spiritualitasnya yang didasarkan pada harmoni manusia dengan ekologi dan alam. Artinya harmoni alam dengan pikiran manusia, bahwa alam adalah medan magnet yang akan merespon segalam pikiran manusia. oleh sebab itulah manusia diwajibkan untuk senantiasa mengembangkan pemikiran positif agar alam semesta memberika umpan balik yang positif juga, untuk menuju kehidupan yang maslahat dan batiniah.

Bentuk spiritualitas yang berorientasi pada humanistik, yang bentuk spiritualnya pada optimalisasi potensi kebaikan dan kreativitas manusia pada puncak pencapaian termasuk dalam hal ini pencapaian emosi menuju puncak prestasi.

Pada kenyataannya spiritualitas cocok dengan kerangka pikir dan budaya orang barat yang berfokus pada individu dan pengalaman mereka daripada kebutuhan dan pengalam komunitas yang lebih luas. Hal ini mengandung makna bahwa spiritualitas memberikan peluang kepada setiap individu untuk memiliki jalan spiritualitasnya secara individual ketimbang sekedar mengikut pada agama mayoritas yang berlaku pada sebuah komunitas yang lebih besar. Dengan demikian, spiritualitas yang berdasarkan Agama, Sosial, Budaya, politik, ekonomi serta Humanis persaudaraan seluruh dunia, maka akan memberikan kontribusi terhadap kedamaian pikiran dan terbebas dari ketidakpastian akan tujuan hidup.




Gaya Hidup Hedonisme

Manusia memikirkan banyak cara untuk bisa melakukan hal-hal yang membuat dirinya bisa bahagian. Zaman yang serba ada atau modernisasi saat ini, banyak hal yang ditawarkan dunia agar manusia bisa mencapai tingkat kepuasannya. Banyak orang berpendapat bahwa bahagia itu adalah menikmati hidup setiap hari dengan bersenang-senang, tidak mengenal tua atau muda, status sosial, latar belakang pendidikan, pekerjaan, sehingga menikmati hidup merupakan kesenangan dunia yang ingin dirasakan banyak orang. Hedonisme adalah prilaku yang suka dengan kenikmatan, kesenangan pribadi, kemewahan, dan kemapanan di atas segalanya.

Manusia yang gaya hidupnya hedonis lebih suka hura-hura, yang wanita menggunakan busana-busana seksi, make up yang berlebihan, shoping layaknya bukan seorang manusia yang sejati. Gaya hidup hedonisme inilah berdampak buruk jangka panjang ketika seseorang tidak mau menerima proses dan hanya ingin yangb serba instan dan cepat,  kurangnya saling menghargai dan kualitas pemimpin-pemimpin bangsa yang tidak memetingkan moral, kepemimpinan yang tidak jujur dan kurangnya kepedulian bagi sesama. Dari pola hidup hedonisme ini membentuk prilaku yang terlalu konsumtif dalam kesehariannya, minat belajar kurang, pergaulan yang kurang tepat berdampak pada free sex, minum-minuman keras, tindakan kriminal, LGBT,  serta susah diatur oleh nilai-nilai moral yang ada di masyarakat.

 Maka hedonisme menjadi gaya hidup untuk menunjukkan eksistensi seseorang dalam status sosialnya, dalam beraktivitas, bekerja, menyalurkan hobi tingkah laku seseorang akan memunculkan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan, bahkan konsekuensi yang akan dihadapi. Seseorang dengan gaya hidupnya akan mencari hiburan bersama dengan teman-temannya, ada yang senang bepergian bersama keluarga, ada yang senang menyendiri, hobi berbelanja, ada pula yang begitu memiliki waktu luang dan uang yang berlebih memilih untuk melakukan aktivitas-aktivitas sosial keagamaan. Beberapa hal yang melatar belakangi gaya hidup hedonisme, sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, dan motif serta persepsi akan adanya materi. 

Gaya hidup hedonisme ini membuat dirinya tidak memikirkan prestasi-prestasi dalam kehidupannya, misalnya saling membantu satu sama lain, menjaga kesehatan fisik mental dan sosial, , empati, membela yang tertindas. Gaya hidup hedonisme tidak selamanya di nilai buruk karena setiap orang berhak dan bebas membelanjakan uang dan menikmati materinya dengan jalan dan hiburan. Namun, disisi lain juga memberikan mamfaat bagi sendirinya sendiri untuk sejenak meninggalkan aktivitas untuk menghilangkan kebosanan atau stress dalan rutinitas, yang dinilai buruk dari gaya hidup hedonisme ketika memunculkan dampak-dampak negative dalam kehidupannya sehari-hari. Biar tidak membentuk keadaan yang tidak baik, maka jangan terlalu berlebihan secara materi dan mewujudkan apa yang diinginkan selama ini dengan cara yang tidak halal, bahkan mengkorbankan diri sendiri demi mendapatkan uang semata dan kepuasan sementara.




Jumat, 19 Juni 2020

Liberalisme & Sosialisme

Ideologi merupakan sistem nilai yang digunkan sebagai ukuran untuk memahami realitas dunia, termasuk di dalamnya adalah realitas sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan. Inilah ideologi Liberalisme yang berasal dari masyarakat barat yang kemudian berkembang secara global. Pandangan ini mulai berkembang pada abad ke 18-19 di Prancis dan Inggris dengan penekanan pada kebebasan individu dalam rangka mewujudkan kesejahteraan melalui perubahan dan inovasi organisasi sosial. Gerakan liberalisme ini kemudian menyebar keberbagai bidang tidak saja di bidang politik, tetapi juga sosial, budaya dan ekonomi. Gerakan-gerakan sosial itu, meliputi perjuangan kebebasan berekspresi dalam kesenian, tentutan penghapusan dalam perbudakan, penyebaran hak suara bagi masyarakat sipil, perlindungan hak asasi manusia.

Kemudian liberalisme suatu doktrin yang menjadi roh dari gerakan sosial yang menekankan bahwa pemerintah seyogyanya tidak melakukan intervensi terhadap kegiatan ekonomi. Mereka berargumen bahwa setiap campur tangan pemerintah dalam kehidupan eknomi akan menganggu jalannya hukum ekonomi, sehingga dapat berakhir dengan merosotnya kesejahteraan masyarakat. Mengapa.? Karena akan menganggu hukum penawaran dan permintaan hukum pasar. Di Indonesia, globalisasi telah melahirkan berbagai bentuk budaya internasional yang melanda setiap orang, tetapi bidang politik belum melangkah lebih jauh kearah liberalisme. Bisa jadi deregulasi ekonomi tetapi tidak disertai dengan deregulasi politik, karena justru seolah-oleh politik mengalami re-regulasi.

Sosialisme merupakan sebuah ideologi politik yang memiliki banyak variasi, yang pertama kali muncul pada awal ke-17 dan berkembangn pada abad ke-19 di Inggris dan Prancis. Tujuan utama ideologi ini adalah memerangi kemiskinan, ketimpangan dan ketidakadilan bukannya melalui mekanisme pasar, karena kenyataannya mekanisme pasar yang diharapkan mendistribusikan kemakmuran pada seluruh lapisan masyarakat ternyata justru menciptakan ketimpangan dan eksploitasi manusia atas manusia. alternatif yang ditawarkan oleh sosialisme dalam rangka mencapai kemakmuran masyarakat adalah dengan cara mengembangkan tindakan altruistik dan melembagakan kerjasama antar individu.

 Sosialisme bukan sekedar sebagai sebuah nilai ideal tetapi merupakan sebuah produk dari hukum perkembangan masyarakat kapitalis. Negasi terhadap kapitalisme melahirkan gerakan perlawanan yang membawa perkembangan kearah sama rasa sama tegak. Cara mencapai sosioalisme sejati adalah dengan menciptakan kesadaran riil dari kaum buruh untuk membantuk partai rakyat yang kemudian digunakan untuk menggulingkan kaum borjuis. Ini yang disebut sebagai revolusi sosial sebagai persyaratan menuju ke fase sosialis sejati. 




Dari Marx akan kemana..??

Filsafat Marx bersumber pada filsafat klasik jerman, dengan kata lain filsafat marxisme adalah materialisme. Hasil yang paling penting dari Marx di bidang filsafat ialah dialektika, yaitu ajaran tentang perkembangan dalam bentuknya yang sempurna, paling dalam, bebas dari sifat berat sebelah, ajaran tentang kerelatifan pengatahuan manusia yang memberikan pencerminan kepada kita tentang materi yang berkembang abadi. Marx tidak berhenti memperdalam dan mengembangkan materialisme filsafat, tapi ia melengkapinya, ia meluaskan pengertian materialisme filsafat tentang alam kepengertian tentang masyarakat manusia. Penerapan, penggunaan, dalam pelaksanaan azas-azas pokok materialisme dialektik di lapangan gejala sosial, gejala kemasyarakatan, itulah yang dinamakan materialisme historis.

Materialisme filsafat Marx telah menunjukkan kepada rakyat pekerja jalan keluar dari perbudakan jiwa. Ekonomi politik Marx bersumber pada ekonomi klasik inggris, yang secara sistem ekonominya telah meletakkan dasar-dasar untuk teori nilai lebih. Marx telah menyingkapkan juga hubungan antara manusia dalam penukaran, antara barang dangangan yang satu dengan barang dangangan yang lain. Dalam hal ini ahli ekonomi borjuis hanya melihat hubungan antara barang-barang tidak menyingkapkan hubungan antara manusia. Marx membuktikan bahwa dalam sistem kapitalis tenaga kerja manusia pun menjadi barang perdangangan. Dan dari sinilah Marx menjelaskan bagaimana kaum buruh menghasilkan nilai lebih yang menjadi sumber kekayaan seluruh kelas kapitalis. 

Menuju dan mengerti, tujuan dari eksploitasi dan penindasan ini ialah untuk mendapat keuntungan-keuntungan luar biasa. Tetapi dalam mengeksploitasi negeri-negeri ini imprealisme modern terpaksa membiki jalan kereta api, pabrik-pabrik, dan perusahaan-perusahaan, menciptakan pusat-pusat industri dan perdangangan. Timbulnya suatu kelas kaum proletar, munculnya inteligensia bumi putera, bangunnya kesadaran nasional, tumbuhnya untuk gerakan kemerdekaan, demikianlah akibat-akibat yang tidak dapat dihindari dari politik ini. Dengan sendirinya, akibat dari pada ini ialah timbul persatuan di antara musuh yang sejati dengan yang bisa menjadi musuh untuk bangkit melawan partai. Ini berakibat partai mengisolasi diri sendiri dan ini sangat melemahkan partai.

 Karena dengan begitu, partai tidak cukup mengarahkan perhatian anggota-anggotanya kepada pekerjaan-pekerjaan praktis yang kecil-kecil, yang remeh-remeh yang ada hubungannya dengan kebutuhan sehari-hari dari kaum buruh, kaum tani, dan kaum intelektual pekerja. Padahal hanya disini, dalam pekerjaan ini, partai bisa mempersatukan massa pekerja yang luas di sekeliling partai. Untuk itu, organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.





Berdaya, Mandiri, dan Lestari

Berdaya adalah orang yang mengelola kualitas dan kuantitas sebagai manusia yang sempurna, mandiri adalah orang yang berdiri sendiri di atas kaki sendiri, lestari adalah orang yang hidup bersih, telaten, mengatur waktu, pola makan dan menjaga kesehatan fisik dan mental. Sehingga industri dan skema kerja manusia modern yang ada di kota, membawa dan mempercepat proses manusia kehilangan sebagian kendali atas diri mereka sendiri. Mari kita bayangkan hal ini, jika sebuah kota tiba-tiba digedor oleh gempa, rumah-rumah ambrol, sistem informasi macet, infrastruktur ambruk, transportasi tak bisa bergerak, listrik padam, dan tak mungkin segera dipulihkan dalam sekian minggu ke depan, apa kira-kira yang terjadi.?

Sebab negara kita Indonesia yang bertahta di atas singgasana cincin api, tentu itu bukan hal yang mustahil akan terjadi. Karena kekacauan pernah berkali-kali terjadi, seperti Tsunami menghantam Aceh, Yogya kenak lindu, Palu di hantam gempa dll. Maka hukum adat dengan hukum alam, saling berinteraksi guna sebagai daya dukung lingkungan, dalam hal ini tentu saja pangan, sangat berperan penting dalam situasi yang sangat darurat ini. Belum lagi dalam kolektivitas dan sikap komunalisme yang masih kuat, menjadi tumpuan baik secara sosial maupun secara psikologis, untuk bisa bertahan ketika dearah didera krisis yang bersifat keras dan mendadak. 

Dari sanalah, daya hidup kembali menjelar, dan semua menjadi nisbi mudah untuk diperbaiki, serta kehidupan dilanjutkan. Dalam situasi yang sangat ekstrem di luar segala rencana, niscaya desa bisa bertahan dan berdaya di banding kota jiak terjadi bencana. Sungguh kurang menyenangkan bila ada di kota, seolah-olah mantra penting dalam proses pembangunan sekarang ini. Dan keputusan itu, diputuskan oleh para elit politikdan pengambil kebijakan yang tinggal di kota. Cara pandang bagi orang kota, itu hanya gunung, itu hanya gundukan tanah belaka, tapi bagi orang desa itu sumber hidup yang bisa membuat mereka berdaya, mandiri, dan lestari. Disana ada ekosistem, disana pula ada tautan diri sebagai manusia dengan alam yang menghidupi. Ikatan manusia atas tanah dan air, bukan semata kalkulasi ekonomi, dan kalau memang cara menghitungnya seperti, maka semua hal di dunia ini baik gunung, hutan, laut, akan kehilangan pesonanya. Semua hanya tampa sebagai materi/uang semata, dan bila semua diungkan akan kehilangan banyak hal yang lebih besar dari sekedar duit, duit dan duitt...

Mata rantai dalam dunia perdangan saat ini sebagian orang belum memahami akan fasilitas yang sudah tersedia. Dengan internet dan sistem komunikasi mislanya, para petani bisa langsung mengakses harga dan komunditas apa yang sedang dibutuhkan. Dengan sistem informasi ini, plus infrastruktur yang standar seperti jalan yang mulus dan jembatan yang kokoh, membuat pergerakan komuditas dari desa ke kota lebih masuk akal dan eknomis. Jika kota mengalai bencana dahsyat maka desa solusinya.



Rabu, 17 Juni 2020

Seni Mencintai

Cinta adalah seni maka seni adalah cinta, dan untuk menguasai seni kita juga harus belajar mencintai, di dalam seni mencintai terbagai dua katagori teori cinta dan praktik cinta. Jika seseorang ingin menjadi penyanyi yang terkenal maka pertama-tama ia harus mempelajari lebih dulu apa yang dimaksud melodi dan harmoni. Tanpa melodi dan harmoni maka nyanyian kita akan menjadi suara yang menyakitkan kedengarannya di telinga. Teori yang baik juga harus dilengakapi dengan praktik yang terampil, untuk dapat menyanyi seseorang harus terampil mengatur nafas dengan baik. Maka teori tentang cinta harus di mulai dengan teori tentang manusia, karena manusia bukalah binatang, maka keinginan untuk mencintai pasrilah bukan sekedar dorongan naluriah semata. Manusia memiliki emosi dan rasio dalam menentukan apa yang dirasakan dan bagaimana mewujudkan perasaan tersebut.

Sejak kecil kita dapat merasakan perasaan cinta dan perasaan itu berkembang dalam kehidupan kita. Perasaan cinta tersebut berkembang dalam konteks yang berbeda-beda misalnya, cinta ibu, cinta mainan, cinta diri sendiri, cinta lain jenis, cinta sesama manusia, dan cinta kepada Tuhan. Perasaan cinta tersebut juga berkembang dalam dimensi yang berbeda-beda pula, kita pun dapat mengenali mana perasaan cinta yang kuat dan mana perasaan cinta yang lemah. Dengan begitu, manusia membuthkan rasio untuk mencintai. Manusia adalah makhluk yang sadar akan dirinya, kesadaran ini memberikan kita pemahaman akan siapa orang yang kita cintai. Kesadaran ini juga memperjelas akan apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan saat kita mencintai. Kesadaran ini juga mendorong kita untuk mencintai apa yang kita inginkan dan bagaimana mencapainya. 

Kita harus belajar apa artinya cinta dan apa artinya mencintai.? Cinta yang berarti pusat diri yang dirasakan oleh manusia sebagai puncak menuju keinginan, dan jika kita mau mengasihi sesama manusia lewat perasaan cinta, hal ini yang berarti kita mampu tidak melulu memikirkan kepentingan diri sendiri. Selain tidak berfokus kepada kepuasan diri sendiri, tidak egois, maka lenyap sudah diri ini seakan-akan tidak ada, karena orang yang dicintai lebih penting dari pada diri sendiri. Ini berarti bahwa kita tidak penting tapi orang yang kita cintai yang lebih penting. Bahkan ketika kita harus menderita bagi orang yang kita cintai, cinta kadang dapat terasa menyakitkan. Cinta yang tulus adalah cinta yang mengkorbankan diri bagi orang yang dicintainya.

Sudahkah kita semua mengkorbankan diri terhadap orang yang kita cintai..??




Tantangan Kaum Muda

Dalam lapisan terdepan kaum muda menjadi agen untuk melakukan perubahan yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas, sebab keadaan Indonesia hari ini tak kunjung membaik karena tidak didorong peran kaum muda masa kini. Fungsi kaum muda masa kini yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan bagan-bagan nasional antar bangsa, membina keberdayaan secara bersama-sama, mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik. Tantangan kaum muda seolah-olah tak pernah berhenti, demi kemajuan yang diharapkan akan segera tercipta setelah rezim suharto tumbang ternyata juga tidak tercapai. Bahkan reformasi sudah dibuka lebar agar mengalir pendapat satu sama lain, akan tetapi reformasi hanyalah sebuah nama  keadaan yang terus melanda krisis di segala aspek dan korupsi terus merajalela. Isu yang sempat berhembus kencang adalah adanya krisis kepemimpinan, bahkan pemilu dari tahun-tahun sebelumnya para calon presiden dan wakil presiden Indonesia merupakan orang-orang yang tunduk pada agama, ras, golongan, keluarga, bahkan partai politik.. Jancukkk... Hahaha...

Deskripsi di atas menunjukkan bahwa Indonesia memang mengalami krisis kepemimpinan. Sebanarnya sebagai negara demokrasi hal ini tidak perlu terjadi, karena dalam negara demokrasi pemimpin itu bukan ditunjuk tapi diciptakan melalui regenerasi lewat peran kaum muda. Tetapi di Indonesia ini tidak terjadi dengan baik tentang terciptanya pemimpin kaum muda, karena kaum tua senang mendominasi kekuasaan dengan gaya main kuasa, merasa paling benar sendiri dan kongkalikong. Namun, satu dari sekian banyak faktor pemicu krisis kepemimpinan ini disebabkn oleh kacaunya sistem pendidikan Indonesia. Siapa yang memimpin disitulah ganti menteri, ganti buku, ganti program kurikulum pula. Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini berorientasi pasar, sehingga hanya menciptakan budak-budak baru di dalam era globalisasi. Presiden sukarno mengatakan jangan sampai rakyat Indonesia di tengah-tengah finanz kapital hanya menjadi budak di antara bangsa-bangsa. Terlebih lagi di era modern sekarang ini dimana manusia hanya dijadikan alat penghasil keuntungan, yang harganya tak lebih tinggi dari pada mesin atau bahkan dihargai lebih rendah. Belum lagi korupsi yang menggerogoti birokrasi pemerintahan, yang juga mampu menyebabkan kesejahteraan rakyat terampas oleh tindakan para birokrat, yang tidak bermoral dan tidak berprikemanusiaan dan hanya mengedepankan kepentingan kelompok dan golongannya sendiri. 

Oke.... kita pada tatanan Internasional, dampak globalisasi modern sudah tampak di Indonesia walaupun tidak selalu membawa dampak negatif, tetapi ada juga positifnya. Tetapi globalisasi modern di Indonesia secara umum lebih banyak dampak negatifnya, seperti pola hidup masyarakat yang menjadi konsumtif, hedonis, dan materialistik. Terlebih lagi sumber daya alam Indonesia yang melimpah ruah menjadi terbuka bagi negara-negara kaya, misalnya amerika serikat, jepang dan sekutunya, yang cenderung mengutamakan kepentingan ekonomi negaranya dan menghalalkan segala macam cara dalam menjadi kepentingan industrinya, dengan kekuatan militer dan mengatasnamakan menjaga perdamaian dunia. Dampak dari globalisasi modern dan kapitalisme global telah menjadikan Indonesia semacam “KUE” yang siap dibagi-bagi untuk dimakan dan dikuasai. Kemudian penciptaan industri di negara-negara kaya tidak terbatas, sedangkan negara-negara berkembang harus dibatasi dengan alasan pemanasan global. Padahal negara-negara Industri seperti amerika serikat dan sekutunya, yang menjadi pemasok gas terbesar dalam pemanasan global tidak kebakaran jenggot seperti Indonesia. Akibatnya negara-negara berkembang yang hendak berkembang industrinya, menjadi terhambat dari negara kaya yang mulai berkembang pesat Industrinya.  Dengan kata lain negara-negara industri besar takut tersaingi dan mereka akan kehilangan monopoli industrinya, inilah tugas kaum muda yang harus kritis dalam menyikapi problem seperti ini. 

Dahulu di zaman kolonial belanda dan kapitalisme, melalui peran pemuda Indonesia mengambil peran aktif, maka pada saat sekarang ini keadaan Indondeia yang mengalami krisis multidimensional pemuda sudah saatnya turun tangan melakukan aksi muali dari lokal, regional, nasional dan internasional. Bukan hanya menonton saja, kamu muda yang tinggal diam melihat rakyat sengsara telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Pada waktu serikat islam dibatasi gerakannya, Partai Komunis Indonesia dilarang oleh pemerintah kolonial belanda, pergerakan rakyat Indonesia seolah mati. Tetapi tidak, maka muncul pemuda sukarno dan kawan-kawannya dengan gaya kepemimpian alternatif, walaupun akhirnya ia dipenjara. Sekarang kaum muda harus tampil kedepan dalam mengisi ruang kosong kemerdekaan, lagi dan lagi kaum muda perlu menengok kebelakang alias belajar dari sejarah. Artinya kita harus segara mengakui mengakui bahwa dibelakang ada kesalahan yang harus dijadikan sebagai cermin  untuk menentukan langkah bagi masa depan, akan tetapi jangan lupa kita hidup hari ini, agar kesalahan seperti pembunuhan massal 1965, DOM di Aceh, pelanggaran HAM dalam penembakan semanggi, pelanggaran HAM di Timor-Timur harus diselesaikan. Tujuannya supaya tidak menjadi beban sejarah yang dapat mengahambat kemajuan bagi Indonesia.



Senin, 15 Juni 2020

Aku, Islam dan Pancasila

Aku bukan pula soekarno, bukan pula syahrir, bukan pula hatta, bukan pula tan malaka, bukan pula ki hajar diwantara, bukan pula soe hok gie, bukan pula bung tomo, dan bukan pula maryono, karena aku ia aku tapi bukan aku yang menjadi aku melainkan aku yang selalu menjadi aku. Ketika aku membelah menjadi dua, siapa yang sebenarnya aku dan bukan aku, aku tak mengerti soal aku, sebab aku masih berjalan menuju aku yang akan menjadi aku di hari ini, besok dan masa depan. Bila semua sudah menjadi aku, apalagi yang akan aku pelajari dari kejadian demi kejadian, sehingga aku itu membeku dengan konsep yang aku inginkan oleh aku sendiri.

Aku, islam dan pancasila ........... aku cukup heran dengan hasil kesepakatan pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena fenomena semakin terasingnya nilai-nilai pancasila dari kehidupan sehari-hari. Selain itu juga, Pancasila sekarang juga berhadapan dengan tantangan dari ideologi lain. Ideologi yang diusung oleh islam radikal dan islam liberal, kedua pengusung tersebut berusaha secara sistematis untuk meminggirkan Pancasila dari sistem ekonomi, sosial, politik dan budaya. Karena dengan begitu semakin banyak warga masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami terhadap Pancasila dan nilai-nilai yang dikandungnya, maka kondisi ini sesungguhnya membahayakan bagi kehidupan bangsa dan negara ini. Sehingga bangsa ini kehilangan arah dan titik orientasinya.

Realitas semacam ini, tidak bisa dibiarkan dan harus melakukan berbagai langkah dan strategi agar bangsa ini tidak semakin terpuruk. Tentu saja, untuk melakukannya dibutuhkan kekuatan yang besar. Kekuatan yang besar itu hanya akan terbentuk dengan adanya penguhan kembali ikatan bathin atau komitmen semua warga negara terhadap cita-cita nasionalnya yang disertai pembaruan tekad bersama untuk melaksanakannya. Perlu diketahui, dalam kehidupan bernegara haruslah melihat Pancasila sebagai pemersatu yang mengajak semua orang agar patuh dengan ajaran Tuhan. Maka aku, islam dan Pancasila ikut menghargai keberagaman dan pluralitas yang sudah ada di masyarakat. Melalui penghargaan inilah kehidupan yang damai dan harmunis dapat terwujud. 

Aku menyadari bahwa umat islam merupakan warga mayoritas, sehingga implikasi pada keteguhan pandangannya untuk merasa lebih terikat pada islam dan umatnya, bukan pada kelembagaan umat islam, seperti partai politik islam, atau wadah persatuan umat islam. karenanya, aku menolak terhadap institusi kepartaian politik islam, tetapi bukan berarti aku menolak ajaran-ajaran keislaman. Maka penolakanku itu terhadap pemamfaatan atas islam untuk kepentingan pragmatis. Pemamfaatan semacam itu justru menjatuhkan nilai-nilai ajaran islam yang sebenarnya.

 Coba kita lihat Pancasila betapa agung dan mulianya mengambil posisi yang netral terhadap keanekaragaman dan kemajemukan di Indonesia. Karena Indonesia bukanlah negara teokratis, bukan pula negara sekuler, bukan pula negara komunis, dan bukan pula negara liberal, ia adalah negara yang berlandaskan Pancasila yang sangat akomodatif dalam memahami keragaman tersebut. Di dalam perbedaan kita disatukan oleh nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan etis dasar yang sama, yang terumuskan dalam bahasa etika politik lima sila Pancasila. Untuk aku, umat islam pada umumnya tidak lagi mempersoalkan pancasila, sudah jelas keselarasan Pancasila dengan ajaran islam merupakan bagian dari dinamika sejarah yang unik. 

Maka dari pengembangan-pengembangan pemikiran baru Pancasila sebagai dasar negara, akan dapat memelihara makna dan relavasinya tanpa kehilangan hakikatnya, sehingga dasar negara tersebut berserta nilai-nilai dasarnya tetap berbunti dan komunikatif dengan masyarakat yang terus berkembang dan dinamika kemajuan zaman yang terus bergerak. Dengan begitu, dasar negara tersebut akan universal yang gampang beradaptasi sesuai zaman, tahun uji dan malahan semakin berkembang bersama-sama dengan realitas baru yang bermunculan.




Dari PMI ke Filsafat

Program studi pengembangan masyarakat islam suatu cabang ilmu yang berbicara tentang masyarakat yang berdaya dan tidak berdaya. Maka dari itu pemberdayaan adalah cara untuk mengembangkan diri dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Maka dari itu, kelompok-kelompok manusia yang saling terkait oleh sistem, status, serta hukum-hukum khas dan hidup bersama yang memiliki tatanan kehidupan, untuk menghasilkan suatu kebudayaan. Proses ini harus dilakukan dengan memfasilitasi masyarakat agar mampu menganalisis situasi kehidupan dan masalah-masalahnya. Inilah peran filsafat, agar membentuk suatu pemikiran yang tidak dangkal dengan cara berpikir yang radikal dan menyeluruh. Suatu cara berpikir yang mengupas sedalam-dalamnya, yang dapat diamati secara empiris, karena hanya benda-benda yang empirislah yang dapat diamati.

Adapun filsafat tidak harus bersifat empiris, filsafat juga harus berisfat rasional, sehingga dikatakan bahwa pengatahuan filsafat yang rasional akan serta merta menjadi ilmu bila ia membuktikan secara empirik. Oleh karena itulah filsfata akan berusaha mencari masalah baru dalam masyarakat dengan mempertanyakan secara radikal, persoalan yang sudah ada. Maka fislafat bertugas memberikan tempat berpijak secara rasional bagi kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sepeti problem kemiskinan, masyarakat buta huruf, serta kelompok yang terpinggirkan, dengan kata lain seorang fasilitator dalam melakukan pemberdayaan harus bisa memobilisasi dan optimalisasi penggunaan sumber daya lokal secara kolektif bersama masyarakat.

 Orientasi pemeberdayaan masyarakat selama ini selalu diukur dalam bentuk fisik, dan diukur dari sisi input serta kualitatif dari pada non-fisik, bahwa dengan ukuran keberhasilan dari dampak proses. Kebanyakan program pemberdayaan masyarakat berorientasi fisik dan komuditas. Pada prosesnya, ada tiga jenis untuk melakukan analisa pemberdayaan masyarakat yaitu paradigma filsafat, paradigma mistik, dan paradigma sain. Paradigma filsafat bertumpu pada rasionalisme sehingga onjek kajiannya selalu berkenaan dengan asbtrak rasional metafisika. Paradigma mistik bersifat bersifat abstrak supra-rasional, dalam dunia mistik kepercayaan atau iman dapat dapat diraih dengan metode riayadhah. Disinilah keprcayaan muncul bukan karena adanya penjelasan rasional dan kalaupun ada bukan merupakan hal yang harus melainkan adanya kehadiran hudhuri kebenaran dari Yang Maha Benar itu. Paradigma sains bertumpu pada metode ilmiah yang ditopang oleh rasionalisme dan empirisme, serta diperkuat diperkuat oleh positivisme. 

Disinilah pandangan seorang fasilitator revolusioner sejati, untuk melakukan perubahan-perubahan berdaya berdasarkan empiris untuk membuktikan salah satu teori atau sistem, melainkah terjadi melalui revolusi-revolusi ilmiah, karena dengan kemajuan ilmiah yang bersifat revolusioner. Oleh karena itu hanya terasa revolusinernya bagi mereka yang terkena dampaknya, atau lebih baik pencapaian masyarakat yang ilmiah, sebagai menyediakan dasar atau fondasi bagi praktek selanjutnya. Karena dengan diterimanya paradigma seorang fasilitator akan bersikap kritis terhadap paradigma tersebut, dan untuk itulah yang membimbing aktivitas ilmiahnya selama menjalankan pemberdayaan masyarakat. Ketika persepsi masyarakat memandang kata berdaya melalui pancaindranya jelas mempunyai kelemahan, sebab pancaindra manusia tidak sempurna. Demikian juga, bahwa ingatan kurang bisa dipercaya sebagai cara untuk menemukan kiranya tidak usah dipersoalkan lagi. Apalagi cara kita menalar untuk sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengatahuan jelas sekali mempunyai kelemaham-kelemahan.

 Pancaindra, Rasio dan harus kita lampaui dalam memberdayakan masyarakat secara ritual, iman dan ilmiah, untuk sampai pada taraf kehidupan yang lebih baik dari hari kehari dan puncaknya manusia berdaya di atas Tuhan segala-galanya...




Kamis, 11 Juni 2020

Perasaan, Logika dan Emosi

Terkadang tangan ini lancang tak kenal aturan, terkadang juga tangan ini menulis seribu kata tanpa di suruh oleh pemiliknya. Terkadang pula gerak jari mengikuti logika yang mengacu pada pengalaman, aku ingat sebuah lagu “cinta ini, kdang-kadang tak ada logika”..... banyak dari kita orang Indonesia mengetahui kutipan lagu tersebut. Kutipan lagu tersebut diambil dari lagu “Tak ada logika” yang dinyanyikan oleh Agnes Monica. Dengan kutipan tersebut, menytakan bahwa cinta, yang merupakan salah satu contoh dari perasaan, tidak dapat dianalogikan dalam berbagai macam keadaan. Ketika perasaan ini bergejolak akan membentuk suatu keadaan di dalam diri manusia yang diakibatkan oleh reaksi dari manusia terhadap suatu stimulus dari luar dirinya. Namun perasaan ini, berbeda tergantung persepsi masing-masing individu terhadap stimulus apa yang dirasakan olehnya.

Sedangkan logika adalah ilmu yang digunakan manusia sebagai ajaran tentang cara berpikir yang secara ilmiah serta membicarakan bentuk pikiran itu sendiri, yang secara esensialnya logika adalah ilmu dan kecapakan menalar, berpikir dengan tepat, sistematis serta universal. Inilah logika bekerja dengan mengumpulkan berbagai pernyataan dan menghubungkan untuk mencari nilai dari penyataan-pernyataan tersebut. Pernyataan yang diperoses oleh logika buka sembarang pernyataan, akan tetapi pernyataan yang berupa proposisi. Sehingga proposisi, sebagai suatu kalimat yang berisi pernyataan yang bernilai benar atau salah dan bukan keduanya. Bila sebuah pernyataan mengandung nilai yang samar, maka pernyataan tersebut tidak dapat dianalogikan.

Emosi bagian dari dari merupakan bagian dari persaan juga yang memiliki hubungan dari akar-akarnya, yaitu kepribadiaanya, terlalu over protektif, sering mendegarkan caci maki orang lain. Oleh sebab itu, banyaknya pernyataan-pernyataan yang disusun dari kepribadian ini memiliki sifat yang bertolak belakang sehingga hasil yang dikeluarkan bila diproses dengan logika menjadi suatu hal tabu dan tidak pasti. Selain itu, ada juga tingkat prioritas suatu pernyataan dalam individu dan hal ini terlalu bergantung terhadap individunya. Dan banyak orang yang bahkan tidak menyadari tingkat prioritas ini. Contoh konkretnya, bila membandingkan lebih utama mana perkataan orang tau atau perkataan pasangan, karena ada orang yang lebih mengutamakan orang tua dan ada yang lebih mengutamakan pasangan.


Kesadaran dan Kebebasan

Program studiku mengajarkan kesadaran pola pikir dalam memberdayakan masyarakat secara kolektif, akan tetapi dari sejak menjadi seorang mahasiswa aku pun tak mengerti secara detail apa itu kesadaran pola pikir. Dengan demikian, semakin berubahnya ruang dan waktu aku pun merasa sadar dan bebas yang terbentuk dengan sendirinya tanpa ada pengaruh dari lua dirinya. Aku pun dikutuk bebas oleh kesadaranku, kecoali kebebasan itu sendiri atau jika kita mau, kita tidak bebas untuk berhenti bebas. Namun, semua yang tampak terlihat ini tidak aktif, akan tetapi juga tidak pasif, tidak meng-ia-kan dan tidak menyangkal, sehingga uraian konsep kesadaran dan kebebasan harus meng-ia- kan hidup, mempelajari gaya hidup, memberikan makna begi yang hidup, inilah proses jalannya kehidupan abadi dan absolut.

Sementara yang aku maksud bebas yang terbentuk dengan sendirinya yaitu berada dengan sadar, tentang keberadaan manusianya, atas berada untuk dirinya. Karena manusia mempunyai hubungan dengan keberadaanya, serta bertanggung jawab atas fakta yang melibatkab dirinya, beberda dengan benda yang hanyalah sebuah benda, akan tetapi tidak demikian dengan manusia yang memiliki kesadaran, yaitu kesadaran yang reflektif dan kesadaran pra reflektif itulah sadar sebelum bebas. Sejauh aku mempelajari kesadaran bahwa kesadaran kita ini bukanlah kesadaran akan dirinya, melainkan kesadaran diri. Di dalam kesadaran diri selalu ada jarak antara kesadaran dan diri, jarak yang senantiasa ada ini yang disebut “ketiadaan” yang membuat kita dari dalam diri sendiri, untuk diri sendiri.

Maka aku pun mengambil jalan lurusnya, bahwa kesadaran tidak boleh dipandang sebagai hal yang berdiri sendiri, sebab kesadaran hanya ditemukan pada orang yang berbuat, mencari tempat dimana ia dapat berdiri dan ia berusaha untuk dapat berada dalam dirinya, akan tetapi suatu hal yang tidak mungkin, karena tidak mungkin makhluk yang berada untuk dirinya, berubah menjadi berada dalam dirinya. Oleh karena itu, manusia merasa terhukum kepada kebebasan, dan ia terpaksa terus menerus untuk selalu berbuat. Karena dalam kesadaran yang demikian manusia berusaha untuk membebaskan diri dari kecemasan dengan mencoba menghindari kebebasannya. Kebebasan inilah esensi manusia, biasanya manusia yang bebas selalu menciptakan dirinya, dan manusia dapat mengatur, memilih dan dapat memberikan makna pada realitas lewat dirinya.

Manurut pandanganku manusia secara individual mempunyai kebebasan untuk mencipta dan memberi makna kepada keberadaanya, dengan merealisasikan kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan merancang dirinya sendiri. Namun ia tidak bisa sendirian, atau tidak bisa dilakukan secara personal saja, tetapi harus berlangsung dalam konteks intersubyektifitas, yaitu bersama-sama dengan masyarakat. Dari apa yang telah diuraikan dari atas, bahwa manusia selalu berusaha untuk berada dalam keadaan bebas, dan manusia berupaya untuk meng-aku-kan dan meng-engkau-kan, yang terus menerus dalam setiap relasi antar manusia. Setiap relasi dengan demikian tidak lebih dari sekedar sebuah dialektika subyek dan obyek atau sebaliknya, dan yang satu akan mengalahkan yang lainnya, dan yang lainnya mengalahkan yang satu. Inilah puncaknya sadar dan bebas untuk memberdayakan masyarakat, bukan memperdaya masyarakat.



Agama Melawan Kapitalisme

Realitas yang tampak di depan mata adalah percaturan dunia saat ini yang menunjukkan agama berada pada posisi marginal, tertindas, dan subordinat. Sebelum aku menguraikan gagasan alternatif ini, terlebih dahulu agama harus menjadi titik tekan umat dari wacana menuju gerakan. Setidaknya ada beberapa sudut pemikiran yang selama ini mengakar kuat dalam diriku, di antaranya ........ tradisionalis,  modernis liberal, revivalis, dan transformatif. Oleh sebab itu, efek atas fenomena ini kemiskinan muncul dalam beragama wajah dan gejala, dari kemorosotal moral, kriminalitas, masalah kesehatan, kedaulatan, independensi negara, bahkan sampai menghambat aktivitas ritual umat beragama.

Tradisionalis percaya bahwa permasalahan kemiskinan pada hakikatny adalah ketentuan dan rencana Tuhan. Justru itu kaum tradisionalis, menganggap kemiskinan adalah ujian atas keimanan seseorang yang tidak diketahui mamfaat dan mudharatnya, ataupun petaka di balik kemajuan dan pertumbuhan serta globalisasi bagi umat manusia dan lingkungannya kelak. Akar teologisnya bersandar pada konsepsi tentang predeterminisme, yaitu ketentuan dan rencana Tuhan sebelum manusia diciptakan.

Modernis liberal percaya bahwa masalah yang dihadapi kaum miskin pada dasarnya berakar pada sikap mental yang salah, budaya yang tidak mendukung atau wacana teologi kita yang tidak bersungguh-sungguh. Bukan dilihat dari struktur kelas, gender dan sosial sebagai pembentuk nasib di dalam masyarakat. Bagi pandangan modernis umat beragama harus berpartisipasi dan mampu bersaing dalam proses industrialisasi dan globalisasi, serta proses pembangunan. Karena kemiskinan tidak ada sangkut pautnya dengan neolibaralisme dan globalisasi, kalau perlu justru umat beragama dipersiapkan untuk menjadi liberal agar mampu dari segi mental dan gerakan.

 Revivalis melihat faktor ke dalam dan keluar sebagai akar penyebab persoalan kemiskinan dan kemunduran umar beragama, sebabnya semakin banyak umat beragama yang memakai ideologi lain sebagai pijakan ketimbang kitab suci masing-masing agama. Resistensi yang dilakukan mereka dengan menerbitkan buku-buku mengorganisir kelompok diskusi dikalangan mahasiswa, menciptakan simbolisasi dalam bentuk cara berpakaian atau proyek percontohan sistem kemasyarakatan dan eknomi tertutup atas kapitalisme.

Transformatif adalah pikiran alternatif dari pandangan di atas, mereka memandang kemiskinan disebabkan oleh ketidakadilan sistem dan struktur ekonomi, politik dan budaya. Keadilan menjadi prinsip fundamental yang titik fokus kerjanya adalah mencari akar teologi, metodologi, dan aksi yang memungkinkan terjadinya transformasi sosial. Keberpihakan terhadap kaum miskin dan tertindas tidak hanya diilhami oleh kitab suci masing-masing agama, tetapi juga hasil analisis kritis terhadap struktur yang ada. Agama dapat dipahami sebagai pembebasan bagi yang tertindas, serta mentransformasi sistem eksploitasi menjadi sistem yang adil. Dan inilah yang mendasari gerakan agama untuk mengambil posisi dalam menghadapi problem sosial yang dihadapi umat seluruh dunia saat ini. 

Dalam sejarah agama-agama dunia telah dibuktikan, bahwa sebuah agama bisa menyalakan revolusi dan meruntuhkan kekuasaan korup. Iman dalam konteks ini adalah proses internal kenyataan dan dorongan menuju perubahan dan bukan mencari penyesuaian atas realita yang ada. Jangan sampai agama justru dimamfaatkan untuk mempertahankan dan mendukung status qou. Sikap yang berlebel melawan kapitalisme ini mengandung makna bahwa agama yang meletakkan kaum yang terdzalimi sebagai pihak pertama yang harus dibela, dilindungi dan diperjuangkan. 

Tradisionalis, Modernis Liberal, Revivalis, dan transformatif............ Dimanakah posisi masyarakat dalam memandang kemiskinan......???




Sabtu, 06 Juni 2020

Islamisme

Agama adalah sebagai pengangan moral berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara. Namun, aku menyadari bahwa di era modern seperti saat ini banyak sentimen keagamaan yang dijadikan perahu untuk berlayar demi keegoisan dirinya. Sehingga islamisme di pandang sebelah mata oleh orang-orang yang tidak berpikir, sebab masalah sosial sampai saat ini belum terselesaikan yang dilatar belakangi oleh paham keagamaan. Oleh karenanya, bahwa islam ke depan harus menjunjung tinggi nilai-nilai toleran, moderat, dan inklusif umat islam akan dikikis habis oleh kebaradaan kelompok yang berupaya menampilkan model keislaman yang berbeda dari islam indonesia. Model keislaman yang kaku, dan memaksakan kehendak agar bisa mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia secara normatif dan formalistik.

Kekhawatiranku menjadi sangat tampak, di saat konservatisme, radikalisme, leberalisme, dan moderatisme islam, sedang berkontestasi di jalur politik nasional. Dan suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju dengan bagunan asumtif, yakni politik yang serat pada identitas keagamaan, ras, dan suku, akhirnya seperti mempropaganda semua elemen yang ada di masyarakat. Ada kelompok radikal yang tampil, ulama’ moderat yang hadir, dan pemerintah serta partai politik pun tidak tinggal diam melihat fenomena yang unik ini di ibu kota Indonesia yang terkenal sangat beragam secara sosiologis. Dari asumsi yang aku maksud, sebuah pembacaan yang melalui nalar berpikir fenomena kekinian dan konsepsi teoritik, untuk merancang bangunan epestimology agar lebih spesifik terkait integralisme islamisme dan negara.

Inilah islamisme menurut pandanganku, sebagaiman diketahui kehadiran negara dalam pandangan islam bukanlah tujuan, melainkan sebagai jembatan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan beridirinya suatu negara ialah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia secara lahir bathin, baik di dunia maupun di akhirat. Di pandang dari sisi yang lain, kehadiran negara harus mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran yang berkeadilan dan berketuhanan. Karena posisi negara ialah instrument atau sarana maka menjadi masuk akal jika teks, wahyu, bentuk negara dan sistem pemerintahan tidak disebutkan secara tersurat dan terperinci. Sebaliknya teks atau wahyu hanya soal negara dan pemerintahan secara makro dan universal. Hal ini yang tercermin dengan beberapa konsep seperti permusyawaratan, keadilan, persamaan, dan kebebasan.

 Mari kita uraikan catatan islmisme lebi detail, tentang kopsep baku bentuk negara dan pemerintahan, maka secara teknis penyelengaraan negara diserahkan kepada umat dengan tetap mengacu pada dalil-dalil universal yang tertulis di Al-Qur’an dan ajaran nabi besar Muhammad SAW. Dengan demikian, landasan teologis dalam penyelangaraan negara berupa seruan moral untuk mengapresiasi kemaslahatan dan kepentingan masyarakat secara kolektif. ..... pada intinya, negara didirikan dan pemerintahan diselengarakan atas dasar spirit ketuhanan. Meskipun demikian, otoritas Tuhan sebagaiman tertuang di dalam kitab suci yang banyak dijabarkan secara makro dan global. Dalam tataran implementasi, Tuhan banyak mendelegasikan umat manusia merumuskan sistem ketatanegaraan sesuai dengan panduan kitab suci dengan memperhatikan konteks, realitas, yang dihadapi atau berkembang di masyarakat. Oleh sebab itu, negara islam sesungguhnya tidak identik dengan konsep teokrasi yang selalu mengatasnamakan Tuhan tanpa penjabaran yang lebih konkret dalam hal pelaksanaanya. Lebih tepatnya, negara islam disebut teo-demokrasi yang memadukan unsur teosentris dan kemanusiaan sebagai antroposentris secara berimbang. 

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menuturkan bahwa malaikat jibril tak henti-hentinya menasehati beliau agar bersikap baik pada tetangga sampai beliau mengira bahwa jibril hendak menetapkan hubungan waris mewarisi antara beliau dengan tetangga beliau. Dalam islam juga ada ketentuan hak bertetangga yang terdiri dari tiga katagori. Pertama, tetangga yang muslim dan family. Kedua, tetangga yang muslim tetapi bukan family. Ketiga, tetangga yang non-muslim dan bukan family. 



Jumat, 05 Juni 2020

Model Mengajar Gaya Bank

Buing-buing kenangan sewaktu menjadi murid/siswa sangat membekas di kepala bahkan tidak bisa di delete atau bahkan semacam endapan virus yang ditakuti oleh banyak orang. Maka dalam pradigma pembelajaran, dan membelajarkan adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Atau dengan kata lain model pembelajaran pasif, yakni guru menerangkan, murid mendengarkan, guru mendektikan, murid mencatat, guru bertanya, murid menjawab dan seterusnya. Bahkan pserta didik lebih banyak diminta menghafal teks buku dibandingkan mengembangkan pemikiran kreatif, sehingga dalam jangkan panjang akan mengakibatkan disiplin ilmu rasional menjadi tidak berkembang di dunia islam, yang akhirnya mempengaruhi pemikiran islam secara keseluruhan pun akan terhambat karena tidak ada tantangan serta dorongan para pendidik. 

Dampak dari paradigma pengajaran seperti ini aalah ketakutan dan kebingungan peserta didik pada sang guru, bahwa hanya gurulah yang memberikan sejumlah pengatahuan yang harus dihafal dan dikuasai dengan baik oleh murid/siswa, tanpa ada peluang bagi siswa untuk mempertanyakan urgensitas relavansitas yang diajarkan oleh guru. Oleh karena itu, diakui atau tidak model di atas, adalah konsep pendidikan gaya bank yang telah dipraktekkan oleh para guru dalam proses belajar mengajar, bahkan lebih dari itu pengajaran gaya bank telah mengakibatkan terjadinya kebekuan berpikir serta tidak munculnya kesadaran kritis pada diri psesrta didik. Lebih buruk lagi peserta didik dianggap bejana-bejanan kosong untuk diisi oleh guru, semakin penuh yang mengisi wadah-wadah itu semakin baik pula seorang guru. Oleh sebab itu, pendidikan hanya menjadi sebuah kegiatan menabung, dimana para murid dan guru adalah celengannya dan guru adalah penabungnya, sehingga implikasinya terjadi dis komunikasi antara guru dan murid, guru menyampaikan pernyataan-pernyataan dan diterima, dihafal dan diulangi dengan patut oleh para murid. 

Marilah kita melek dan sadar bahwa pendidikan kita selama ini sistem menabung semacam kita, murid dianggap tidak mempunyai kecerdasan sama sekali, secara sederhana model menagajar gaya bank. Guru mengajar, murid belajar. Guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa. Guru berpikir, murid dipikirkan. Guru bicara, murid mendengarkan. Guru mengatur, murid diatur. Guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menurut kata guru. Guru bertindak, murid membayangkan bagaimana bertindak sesuai dengan tindakan gurunya. Guru memilih apa yang akan diajarkan, murid menyesuaikan diri. Guru mengacaukan wewenang ilmu pengatahuan dengan wewenang profesionalismenya, dan mempertentangkan dengan kebebasan murid-muridnya. Guru adalah subyek proses belajar, murid adalah obyeknya. 

Dari pemahaman model mengajar gaya bank, nampak jelas bahwa pernan pendidik adalah sering mengatur cara dunia masuk kedalam diri para murid. Tugasnya adalah mengatur suatu proses yang berlangsung secara spontan, mengisi para murid dengan menabungkan informasi yang ia anggap benar dengan gaya bank, maka akan adanya dikotomi antara manusia dengan dunia, dengan begita manusia adalah penonton bukan pencipta.