Tentang tulisanku bukan sekedar rayuan dalam teks tapi diplomasi lewat sakralitas angka yang di terima oleh logika, walaupun banyak akademika dan yang bukan akademika menjadi soal utama dalam merumuskan kejadian demi kejadian yang dirasakan dalam dunia mistik. Maka dari itu jika suatu saat nanti aforisme apa yang aku tulis menjadi suatu seni biologis yang melahirkan akomoditas logika dan dihanyutkan dalam geometri dan siku-siku. Bahwa sesungguhnya aku menyadari kehadiran Tuhan dengan makhluknya, dengan memasuki sebuah hubungan mistik yang semula bersifat pribadi sekarang mendua dengan Tuhan, karena mistik mengajak untuk menyatu secara intim dengan Tuhan dan membuang segala bentuk individualitas, perasaan, pikiran, dan tindakan itu semua melebur menjadi satu kesatuan.
Lalu
para astronom jaman babilonia telah berusaha untuk memprediksi suatu kejadian
dengan mengkaitkan dengan fenomena perbintangan seperti gerhana bulan dan titik
kritis dalam siklus planet yang terdiri dari konjungsi, oposisi, titik
stasioner, dan vasibilitas pertama dan terakhir. Bahwasanya matematika adalah
cabang dari logika karena semua konsep matematika mulai dari aritmatika,
aljabar analisis, pecahan, penambahan, pengurangan serta perpecahan dan
persamaan. Padahal sebuah konsep dianggap ilmiah jika mampu membuktikan
validitas argumenya, yang sudah terangkai dalam angka-angka yang logis baik
menggunakan logika deduktif maupun induktif, dengan bukti-bukti mistik yang
mengabstraksikan pikiran di dalam pikiran.
Memang
fitrahnya manusia mampu menalar, berpikir analisis, matematik dan mistik dan
diakhiri dengan kesimpulan, sehingga jiwa manusia memahami dan mempersepsikan
segala sesuatu dengan indra spiritualnya dengan jalan angka dan berpengang
teguh pada logika, yang menembus kulit materi dan menangkap cahaya yang abadi. Dengan
cara mistik, sakralitas angka dan logika, manusia bisa menerima wahyu dan
pengalaman langsung dari Tuhan. Kemudian hubungan kuantitatif menghimpun
benda-benda fisik yang di praktekkan manusia, dan mulai bekerja sebagai model
mandiri yang kokoh. Maka sistem bilangan asli dan idealisasi membentuk hubungan
yang kuantitatif dari pengalaman esktrapolasi yang jauh lebih besar, maka yang
menjadi ambisiusitas untuk merumuskan suatu sistem aksioma dan aturan inferensi
yang akan mencakup semua matematika dari dasar aritmatika sampai mahir
kalkulus. Dan diimpikan menyusun metode panalaran matematika dan menempatkan
bilangan angka, mistik dan logika secara tunggal.
Setelah
megalami realitas yang jelas lewat angka-angka yang diterima oleh akal atau logika, maka
mistik yang bekerja dari tahap kebangkitan diri – penyucian diri – pencerahan diri
- pengaplikasian
diri – penyatuan kehidupan. Tindakan tersebut akan melahirkan sebuah proses
yang simbolisasi dan proporsional, proporsi-proporsi ini merupakan alat-alat
logis yang merupakan serangkaian keputusan yang diambil. Justru itu kebenaran
ataupun nilainya di tentukan oleh dasar angka matematika tambahan, perkalian,
pecahan dan pengurangan yang konotasinya mengalir dengan pola-pola yang
teratur, seperti geometri didasarkan pada intuiasi murni ruang, serta
aritmatika menyelesaikan konsep angka dengan penambahan berurutan dari unit
dalam waktu.
Di balik sakralitas angka 13, 9, 8, 4, 6,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar