Tragedi
adalah kata yang mengambarkan perencanaan, pandangan, dan imajinasi yang akan
terjadi. Oleh sebab itu gambaran atas suatu peristiwa yang diharapkan saat ini
untuk tidak terjadi, tapi pada kenyataannya tetap terjadi juga. Maka tragedi
masa depan selalu dilihat dari hasil-hasil fisik atau kerusakan-kerusakan yang
dihasilkan oleh peristiwa tragedi yang menjadi pertanda saat ini. Lalu melewati
banyaknya kejadian dan femomena sejarah sehingga nilai-nilai keestetikaan yang
terlihat sangat menonjol dalam dunia seni, dan seharusnya manusia dalam rentang
dalam perjalanan sejarah yang sudah sedemikian panjang sudah bisa memahami
makna estetika secara lumayan utuh.
Karena
kerakter seni atau keindahan yang ditonjolkan adalah dalam bentuk mitos dan
legenda-legenda yang sangat serius, yaitu upaya pengalihan dari derita dan
kepedihan yang manusia hadapi dalam kehidupan sehari-harinya ke dalam wujud
Tuhan yang memaksa. Kemudian untuk bertanggung jawab terhadap kesialan yang
manusia alami dalam hidupnya, maka unsur-unsur supranatural kemudian menjadi
bagian sentral dalam irama kehidupan manusia, supranatural itu sendiri mencakup
bagian luar wilayah manusia yang menuntut pada dibentuknya aturan-aturan yang
sangat mengikat dalam tindakan-tindakan yang metodis dan tersusun.
Terjadinya
tragedi di masa depan akibat adanya gerakan-gerakan seni yang berusaha
menciptakan realitas alternatif yang penuh dengan peraturan-peraturan yang
sangat mengikat dan menuntut kepatuhan yang mutlak serta baku dalam mewujudkan
nilai-nilai seni yang bersifat melimpah dari tempat yang kepada tempat yang
paling rendah. Untuk lebih tepatnya keadaan yang sempurna ini yang berbeda
dengan realitas sehari-hari yang dapat dipahami dengan cara yang tidak
sempurna, kesadaran mendalam akan bersifat tidur lenyap dan mimpi-mimpi yang
menyembuhkan dan sangat membantu dalam menghadapi keadaan yang lebih spesifik
dan teratur.
Kemudian
proses adaptasi manusia terhadap tantangan kehidupan adalah bagian dari proses
terbentuknya aliran seni alternatif dan aliran seni buatan sejarah yang
mendalam, yaitu upaya-upaya menonjolkan sensasi-sensasi penampakan dari setiap
pengalaman-pengalaman manusia baik secara personal maupun secara kolektif,
serta akan dirayakan dengan penuh antusias dan ceria dengan perayaan-perayaan
dalam bentuk tulisan kreatif, seni ukir, mitos yang lucu dan manarik, dan
bangunan-bangunan yang megah dan unik, serta aneka ragam patung-patung dan
dewa-dewi.
Selanjutnya
upaya-upaya penerimaan dan pemahaman terhadap hakikat-hakikat realitas, kedudukan
manusia dan gaya buatan manusia yang beralih fungsi menjadi pelaku sentral dan
memegang kendali utama terhadap jalannya cerita yang dialami manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Maka manusia bukan lagi seniman, ia telah menjadi sebuah
karya seni, kekuatan artistik yang secara alami menyatakan diri pada
kegembiraan tertinggi keesaan asali di tengah-tengah serangan kemabukan yang
hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar